Pasukan pro-Gaddafi memukul mundur pemberontak Libya dengan tembakan gencar tank dan artileri dalam gerakan mereka ke arah barat menuju Sirte, kota asal Moammar Gaddafi.
Pasukan anti-pemerintah kini hanya berjarak 100 kilometer dari jalan masuk yang penuh ranjau ke Sirte. Kota ini menjadi tempat pertahanan terakhir kubu Gaddafi yang berusaha menghambat gerakan pemberontak menuju ibukota, Tripoli. Sebagai jalan masuk ke Libya barat, pertempuran di Sirte dipandang titik penentuan bagi pertempuran yang telah berlangsung selama enam minggu di Libya.
Saksi mata yang dikutip kantor berita Associated Press mengatakan, Senin, tentara yang dipimpin oleh putra Gaddafi, al-Saadi, dan sekutu milisi bergerak menuju posisi-posisi di pinggiran kota di pantai Laut Tengah untuk mempertahankannya.
Mayoritas warga Sirte adalah anggota-anggota suku yang sama dengan Gaddafi, yaitu Gadhadhfa. Tetapi banyak orang dalam suku setempat lainnya, Firjan, diyakini menentang kekuasaan Gaddafi, dan pemberontak berharap untuk mendorong mereka dan suku-suku lainnya di sana agar membantu pihak pemberontak.