Pemerintah Minta Tambahan Kuota BBM Bersubsidi

  • Iris Gera

Tanpa penambahan kuota, stok BBM bersubsidi untuk 2011 diperkirakan habis minggu ketiga bulan Desember ini (foto: dok).

Stok bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi dipastikan tidak akan cukup hingga akhir tahun. Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Evita Legowo menegaskan pemerintah segera mengajukan penambahan kuota BBM bersubsidi ke DPR agar stok aman.

Kepada pers di Jakarta, Jumat (9/12), Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumer Daya Mineral atau ESDM, Evita Legowo mengatakan penambahan kuota BBM bersubsidi yang akan dijakukan sekitar 1,5 juta kilo liter. Pengajuan awal akan disampaikan ke Kementerian Keuangan karena terkait anggaran dan langkah berikutnya adalah ke DPR RI untuk memperoleh persetujuan.

“Memang kalau dengan dengan kuota sekarang ini kelihatannya akan habis mungkin minggu ketiga ya Desember, tetapi kita akan lihat bahwa kita akan konsultasi juga, akan bicarakan juga dengan DPR bahwa kelihatannya angka akan cukup ini, tapi sekarang masih punya kita sampai minggu ketiga lah Desember, jadi sebelum minggu ketiga kami akan konsultasi apakah bisa karena pada dasarnya dimungkinkan untuk nambah kuota,” jelas Evita Legowo.

Menurut anggota DPR RI dari Komisi VII, komisi yang membidangi masalah energi, Sohibul Iman, sebelum mengajukan permintaan penambahan kuota seharusnya pemerintah memperbaiki sistem dalam implementasi kebijakan BBM bersubsidi terlebih dahulu. Jika tidak segera diperbaiki ditambahkannya maka beban subsidi akan terus membengkak.

“Ternyata konsumsi BBM bersubsidi itu banyak dipakai oleh orang-orang yang sebetulnya mampu, maka kita harus melakukan proses pengaturan lebih baik bagaimana ini bisa tepat sasaran, kalau ini bisa dilakukan otomatis beban subsidi berkurang,” ungkap Sohibul Iman.

Sohibul Iman menyarankan jika pemerintah masih merasa sulit dalam menerapkan opsi penyelesaian BBM bersubsidi, seperti menaikkan harga atau membatasi penggunaan BBM, kemungkinan bisa dengan cara lain yaitu menerapkan dua harga berbeda untuk BBM bersubsidi yang saat ini sebesar Rp. 4.500 per liter.

Ia menjelaskan, “Bahwa di dalam APBN kita itu jumlah subsidi kita tiap tahun selalu meningkat, bagaimana ini tidak semakin besar, Premium ini bisa dibuat dua harga, cash back atau apa tetapi pengguna kendaraan pribadi itu nanti punya dua pilihan, mau pakai Pertamax atau dia pakai Premium yang harganya di atas 4.500 itu nanti penghematannya sekitar 9 triliun tuh kita dapat.”

Dengan penambahan kuota BBM bersubdisi tahun ini maka target awal sebesar 40,4 juta kilo liter menjadi 41,9 juta kilo liter. Tambahan kuota juga diperkirakan butuh biaya sekitar Rp 4,5 triliun sehingga subsidi meningkat dari target semula sebesar Rp 129,5 triliun menjadi Rp 134 trilirun.

Pemerintah bertekad tahun depan akan menekan anggaran subsidi BBM sekitar Rp 100 triliun dengan pengurangan kuota menjadi sekitar 37 juta kilo liter. Hingga saat ini pemerintah belum dapat memastikan kebijakan yang akan diterapkan untuk menekan subsidi BBM 2012 karena belum ada payung hukum yang dikeluarkan. Jika selama ini pemerintah menyampaikan akan membatasi penggunaan BBM bersubidi, hal itu pun hanya sebatas wacana.