Pada Pemilu tahun 2008, partisipasi pemilih muda berusia dibawah 30 tahun terhitung tinggi. Sekitar dua pertiga pemilih muda memberikan suaranya kepada Capres dari Partai Demokrat, Barack Obama.
“Pada waktu itu orang Partai Republik tidak popular di kampus-kampus, dianggap sangat tidak cool, hal tabu yang bisa menjadi bahan tertawaan di kampus. Jadi banyak anak muda pendukung partai Republik tidak berani muncul. Tahun keadaannya berubah. Mereka muncul dan dengan bangga mengidentifikasikan diri sebagai konservatif, sebagai pendukung Partai Republik,” kata Zach Howell, ketua College Republican Committee.
Sekarang dengan beragam jajak pendapat yang menunjukkan dominasi Partai Demokrat di Kongres, kemungkinan besar akan berakhir, Presiden Obama mengajak kaum muda untuk memilih para calon Partai Demokrat dalam Pemilu Sela.
Di Ohio State University, Obama menghimbau kaum muda untuk membangkitkan kembali semangat Pemilu 2008, dan terus berjuang untuk perubahan.
Menurut Heather Smith, direktur eksekutif “Rock the Vote”, organisasi non partisan yang menggalang pemilih muda, banyak kaum muda yang skeptis terhadap perhatian Obama kepada kaum muda yang dilakukan secara tiba-tiba ini.
Jajak pendapat yang dilakukan baru-baru ini oleh Pew Research Center menunjukkan, hanya 27 persen kaum muda pendukung Partai Demokrat yang benar-benar peduli terhadap Pemilu Sela. Sedangkan kaum muda pendukung Partai Republik 39 persen.
“Ini berkaitan dengan masalah ekonomi yang dianggap penting oleh pemilih muda. Dua puluh persen lulusan Perguruan Tinggi tidak mendapat pekerjaan saat ini, jadi anak-anak muda ini khawatir dengan masa depan mereka. Mereka tidak memiliki keyakinan seperti generasi-generasi sebelum mereka,” jelas Smith.
Partai Demokrat berharap ada kejutan dalam Pemilu Sela kali ini. Kejutan yang barangkali tidak akan terulang seperti dalam Pemilu 2008.