Pemimpin Sementara Libya Janji Tidak Akan Balas Dendam

Seorang pasukan anti Gaddafi menjaga keamanan para demontsran di Martyrs Square, Tripoli, Libya (2/9).

Dewan Transisi Libya (NTC) memperpanjang batas waktu menyerah bagi pendukung Gaddafi dan mengajak mereka bergabung sebagai oposisi.

Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) menghimbau warga sipil di daerah-daerah yang dikuasai mantan pemimpin Moammar Gaddafi untuk berbalik ke sisi oposisi dan berjanji tidak akan ada balas dendam.

Berbicara di Tripoli hari Sabtu, wakil ketua NTC Ali Tarhouni mengatakan pasukan pemerintah sementara selama ini tidak melakukan aksi balas dendam dan memperlakukan lawan mereka dengan santun. Ia mengatakan termasuk mereka yang “menyebabkan korban tewas” akan diperlakukan sesuai norma-norma hukum. Tarhouni juga mengumumkan pembentukan sebuah komite untuk mengurusi keamanan di Tripoli dan nasib para tahanan.

Sebelumnya, pemimpin NTC Mustafa Abdel Jalil mengatakan pasukannya berada dalam “posisi yang kuat” dan dapat masuk ke kota manapun, tetapi mereka ingin menghindari pertumpahan darah.

Dalam jumpa pers di Benghazi, Jalil juga mengatakan gencatan senjata selama seminggu mulai berlaku bagi pendukung pemerintah yang lama. Ia mengatakan inilah saatnya bagi pendukung Gaddafi di Sirte, Bani Walid dan sejumlah daerah lain untuk menyerah secara damai.

Pemberontak di Libya mengatakan mereka bersiap mengepung Bani Walid, salah satu daerah kekuasaan mantan pemimpin Libya Moammar Gaddafi yang masih tersisa. Para pejuang anti-Gaddafi hari Minggu mengatakan mereka siap menyerang.

NTC telah memperpanjang batas waktu bagi lawan-lawannya untuk meletakkan senjata hingga Sabtu depan. Mereka berharap dapat menghindari pengepungan daerah-daerah sipil.

Juga hari Sabtu, utusan PBB Ian Martin tiba di Tripoli untuk berbicara dengan NTC mengenai masa depan Libya.