Pengadilan Pakistan Tolak Perpanjangan Jaminan Tahanan Luar atas Musharraf

  • Sharon Behn

Mantan penguasa militer Pakistan Pervez Musharraf meninggalkan pengadilan di Islamabad sambil dikawal ketat oleh penjaga keamanan (foto, 17/04).

Mantan penguasa militer Pakistan Pervez Musharraf meninggalkan ruang sidang di Islamabad hari Kamis setelah hakim menolak memberikan jaminan tahanan luar dalam kasus terkait dengan tindakannya saat masih berkuasa.
Mantan penguasa militer Pakistan Pervez Musharraf secara terburu-buru meninggalkan Pengadilan Tinggi Islamabad di pusat kota sambil dikawal penjaga keamanan, setelah pengadilan menolak memberikan perpanjangan jaminan dalam kasus di mana ia dituduh melakukan pengkhianatan.

Di Pakistan, ketika pengadilan menolak memberikan jaminan, terdakwa biasanya ditahan ketika berada di ruang sidang.

Pemimpin senior partai Musharraf, Mohammad Amjad, mengatakan kepada wartawan di luar gedung pengadilan bahwa mantan pemimpin itu akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung, kemudian menerima konsekuensinya.

Amjad mengatakan, "Jika polisi Islamabad mengambil tindakan dan Mahkamah Agung tidak memberikan jaminan, kami siap untuk menerima penangkapan."

Perintah itu merupakan kemunduran terbaru bagi Musharraf, yang pada tahun 1999 merebut kekuasaan dalam kudeta dan memerintah selama hampir satu dekade. Sebelumnya, para pejabat pemilu dan pengadilan menolak upaya-upayanya untuk mencalonkan diri dalam pemilu parlemen tanggal 11 Mei.

Jenderal purnawirawan Talat Masood mengatakan, keputusan pengadilan itu menunjukkan penegakan kekuatan hukum di suatu negara yang dalam sejarahnya militer biasanya tak tersentuh.

"Ini cukup luar biasa menurut standar Pakistan, bahwa seseorang yang pernah menjadi presiden, yang pernah menjadi panglima militer selama kurang lebih 11 tahun dan sekarang telah ditangkap, adalah sesuatu yang transformasional dalam sejarah Pakistan dan sesuatu yang unik, dan juga menunjukkan bahwa demokrasi dan lembaga-lembaga di Pakistan semakin erat, semakin kuat, dan dalam beberapa hal juga merupakan kemenangan bagi keadilan," ujar Jenderal Masood.

Musharraf kembali ke Pakistan bulan lalu setelah tim pengacaranya memperoleh jaminan tahanan luar dalam beberapa kasus hukum yang tertunda.

Pengadilan Tinggi Islamabad membatalkan jaminan Musharraf dan memerintahkan penangkapannya terkait berbagai tuduhan bahwa dia bertindak tidak konstitusional ketika memberlakukan keadaan darurat dan memerintahkan penahanan rumah terhadap beberapa hakim senior pada bulan November 2007.

Partai Liga Muslim Pakistan pimpinan Musharraf mendapat hasil buruk dalam pemilu Pakistan 2008 dan ia kemudian meninggalkan negara itu untuk mengasingkan diri.

Musharraf telah menggalang sedikit dukungan sejak kedatangannya.

Polisi anti-huru hara memblokir jalan masuk menuju rumah Musharraf di pinggiran Islamabad, sementara kerumunan kecil pendukung Musharraf berkumpul di dekatnya. Mahkamah Agung telah melarang Musharraf meninggalkan negara itu.