Pengamat internasional menyampaikan peringatan tentang aliansi antara tentara bayaran Rusia dan milisi Libya, yang mereka katakan membahayakan warga sipil dan berisiko mengintensifkan perang saudara di Libya.
Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan yang setia kepada Jenderal Libya Khalifa Haftar telah mundur dari lingkungan di sekitar Tripoli. Sepeninggal mereka, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan militer AS mengatakan mereka meninggalkan ranjau darat buatan Rusia - banyak di antaranya di tanam di lingkungan perumahan.
Komando Pasukan Amerika di Afrika atau AFRICOM, dan analis independen menuduh tentara bayaran dari Grup Wagner, sebuah perusahaan Rusia, berada di belakang ranjau-ranjau itu. Akhir bulan lalu, AFRICOM dalam sebuah cuitan mengatakan Rusia dan kelompok Wagner terus terlibat dalam operasi darat dan udara di Libya dan Rusia terus memainkan peran yang tidak membantu di Libya dengan mengirimkan pasokan & peralatan kepada Grup Wagner.
"Mereka terlibat dalam semacam jebakan di lingkungan sipil , mendirikan sistem pertahanan di tengah ladang minyak dan terminal minyak dan benar-benar semacam mempersiapkan perluasan konflik dan mereka didukung secara militer oleh Rusia," kata Tarek Megerisi , seorang penelitu kebijakan dari program Afrika Utara dan Timur Tengah di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Megerisi mengatakan Rusia tidak melakukan banyak upaya untuk menutupi tindakan mereka. "Kami melihat pesawat Rusia secara berkala melakukan perjalanan dari Rusia ke Suriah dan kemudian dari Suriah ke Libya di mana mereka membawa senjata dan juga diduga membawa tentara bayaran Suriah untuk bergabung dengan kelompok-kelompok Rusia," katanya kepada VOA melalui Skype. [my/lt]