Perbankan di Palu, Sulawesi Tengah memprakarsai kehadiran situs internet yang dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memasarkan produk mereka. Situs itu diharapkan dapat membantu keberlangsungan usaha UMKM yang umumnya terdampak pandemi Covid-19.
Perbankan di kota Palu, Sulawesi Tengah berupaya membantu para pelaku usaha yang umumnya mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi virus corona.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Palu baru-baru ini memprakarsai kehadiran situs online pasarpalu.com untuk memfasilitasi para pelaku UMKM dan masyarakat kota Palu untuk bertransaksi secara online.
Pemimpin Cabang BRI Palu, Ekwan Darmawan mengatakan pasar daring itu memuat informasi toko, produk dan nomor kontak pedagang yang bisa dihubungi oleh pembeli melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp.
“Di dalam pasarpalu.com ini, UMKM bisa berjualan kembali, bisa melakukan usaha sebagai mestinya tanpa harus takut dengan pembatasan sosial, tanpa takut dengan pembeli yang keluar rumah. Begitu juga dengan masyarakat Palu, juga akan terbantu karena tidak perlu keluar rumah,” kata Ekwan Darmawan kepada wartawan di Palu, Senin (6/7).
Dijelaskannya setelah tawar menawar dan tercapai kesepakatan harga, biaya pembelian produk oleh konsumen bisa langsung ditransfer ke rekening penjual. Barang pesanan selanjutnya diantar dengan menggunakan jasa ojek pasar ke rumah konsumen.
“Ini sepenuhnya untuk kegiatan sosial sehingga benar-benar kita menyiapkan situs web ini untuk UMKM sehingga bisa melakukan usahanya tanpa persyaratan yang berbelit-belit. Silahkan saja mendaftar, nanti kita akan bantu bagaimana menggunakan handphone untuk transaksi online,” kata Ekwan Darmawan.
Saat ini setidaknya sudah ada 225 pelaku UMKM yang sudah terdaftar, sebagian besar adalah pedagang di pasar-pasar tradisional di kota Palu dan pedagang kaki lima.
Pelaku Usaha Keluhkan Penurunan Pendapatan
Para pelaku usaha kecil menengah di Palu, Sulawesi Tengah mengeluhkan turunnya pendapatan akibat wabah virus corona. Nia (33) pedagang balon gas keliling, kepada VOA, mengatakan bila sebelum pandemi corona bisa mendapatkan pendapatan rata-rata 300 ribu per hari, kini maksimal hanya 100 ribu rupiah.
Ibu rumah tangga warga kelurahan Nunu Kota Palu itu biasa melayani permintaan balon gas untuk berbagai acara, termasuk peresmian, dan perayaan ulang tahun.
Your browser doesn’t support HTML5
“Jualan balon saja, biasa bisa dapat tiga ratus ribu, pas ada corona itu, cuma dapat 45 ribu, 90 ribu, 75 ribu, paling banyak itu seratus ribu,” ungkap Nia yang menjalankan bisnis balon gas dalam 10 tahun terakhir.
Pengalaman serupa dialami Fais Arfianto pelaku usaha kuliner di Kota Palu yang terpaksa harus mengurangi karyawannya akibat anjloknya penjualan. “Kemarin itu, jumlah karyawan dalam satu shift bisa 10 sampai 15 orang, sekarang tinggal tiga atau dua orang saja yang kerja,” kata Fais.
Dia mengatakan salah satu strategi penjualan yang dilakukan adalah memanfaatkan media online termasuk bergabung dengan pasarpalu.com agar bisa menjangkau banyak pelanggan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu, Syamsul Saifuddin, Rabu (8/7) menjelaskan kegiatan jual beli di 10 pasar tradisional tetap berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat, meskipun secara umum jumlah pembeli berkurang dibandingkan sebelum pemberlakuan berbagai pembatasan untuk pencegahan penyebaran virus corona.
Pihaknya juga membantu para pedagang di pasar-pasar tradisional di Masomba, Manonda dan Tavanjuka Kota Palu berjualan secara online dan menjalin kerja sama dengan ojek online untuk mengantarkan barang ke konsumen.
“Kalau mau berbelanja langsung silahkan tapi harus dengan protokol kesehatan, yang tidak mau belanja langsung bisa online. Kemudian ada kita lempar (promosikan) telepon pedagang langsung, ada beberapa pedagang yang mau, nanti mereka yang antarkan,” kata Syamsul Saifuddin.
Dia menambahkan, wabah virus corona secara finansial memukul sekitar seribu pelaku usaha kerajinan dan sekitar dua ribu pedagang kali lima di Palu, Mereka umumnya mengalami penurunan pendapatan sekitar 20 hingga 30 persen. [yl/ab]