Gugus Tugas COVID-19 Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu malam (20/6) mengumumkan sudah merawat kembali seorang pasien terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona yang sehari sebelumnya meninggalkan ruang isolasi Rumah Sakit Umum Anutapura Kota Palu.
Drg. Herry Mulyadi, pelaksana tugas direktur Rumah Sakit Umum Anutapura Kota Palu, menjelaskan pasien yang terkonfirmasi positif virus corona itu ditemukan di areal lokasi Masjid Agung Kota Palu.
“Pihak Rumah Sakit Anutapura berkoordinasi menjemput saudara Syahril untuk segera kembali dalam rangka kelanjutan perawatan karena beliau adalah salah satu pasien yang sudah terkonfirmasi positif,” kata Herry Mulyadi dalam keterangan pers di Posko Induk Satgas Pemantauan dan Pengendalian Penyebaran COVID-19 Kota Palu.
Syahril, asal Takalar, Sulawesi Selatan, datang ke kota Palu untuk bekerja sebagai buruh di proyek pengerjaan pembangunan gedung Masjid Agung kota Palu yang direhabilitasi dari kerusakan akibat gempa bumi 2018. Namun, hasil uji swab kemudian menunjukkan pria usia 41 tahun itu positif mengidap virus corona.
Dia menjelaskan alasan pasien yang dirawat sejak 14 Juni itu, meninggalkan ruang perawatan tanpa izin karena rindu pada keluarganya dan bermaksud kembali ke daerah asalnya di Takalar, Sulawesi Selatan.
Syamsul dari dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu dalam jumpa pers itu mengatakan kegiatan penyemprotan cairan disinfektan akan segera dilakukan di areal Masjid Agung Kota Palu serta tempat-tempat yang disinggahi pasien itu dalam perjalanannya dari Rumah Sakit Anutapura.
“Dari hasil tracking ada beberapa titik yang nantinya kita akan lakukan penyemprotan, sudah kita lakukan penyemprotan di Masjid Agung dan beberapa titik dimana dia membeli makanan, termasuk areal-areal dimana dia melakukan perjalanan dari rumah sakit sampai Masjid Agung,” jelas Syamsul.
Perlu Pendampingan Psikologis
Kepala Ombudsman Perwakilan Sulawesi Tengah, Sofyan Farid Lembah menilai perlunya ada pendampingan psikologi oleh rumah sakit terhadap pasien yang sedang dirawat di ruang isolasi. Dalam kasus pasien yang diumumkan meninggalkan ruang perawatan di kota Palu itu, menurutnya, bisa jadi karena tekanan psikis yang dialami bersangkutan sebagai kepala keluarga yang hendak mencari pekerjaan di kota Palu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tapi justru harus dirawat karena tertular virus corona.
“Kita siapkan secara psikis dia akan dirawat di rumah sakit. Kita juga harus tahu apa kebutuhan dia, kebutuhan ekonomi dia, permasalahan ekonomi dia,” kata Sofyan.
Sofyan Farid Lembah menilai pendampingan psikologi oleh petugas medis dapat membantu pasien untuk tetap optimistis, sehingga daya tahan tubuh mereka meningkat, agar dapat pulih dari virus corona.
Berdasarkan data yang dirilis Pusat Data Informasi Bencana (Pusdatina) COVID-19 Sulawesi Tengah per 20 Juni 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif corona di Sulteng sebanyak 173. Dari jumlah itu 131 (76 persen) dinyatakan pulih, sedangkan 4 lainnya (2 persen) dinyatakan meninggal dunia. [yl/ka]