Garis depan yang lama diperebutkan di Aleppo yang memisahkan pemberontak Suriah di daerah bagian timur dari pasukan campuran Presiden Bashar al-Assad yang mengelilingi mereka telah mulai berubah secara dramatis – yang tidak mengherankan mengingat pertempuran sangat tidak berimbang dalam jumlah anggota dan besarnya kekuatan udara yang dihadapi pemberontak dan sipil di timur.
Kantong pemberontak anti-Assad di timur sekarang telah pecah dua setelah pasukan rejim Assad merebut daerah Sakhour, menurut pemantau independen serta pejabat pemerintah Suriah. Satuan-satuan rejim Suriah juga telah maju jauh ke dalam daerah Hanano yang strategis dalam kantong pemberontak di bagian timur dan mereka telah melancarkan serangan sengit terhadap satu lagi daerah penting, Ard Al-Hamra.
Rami Abdulrahman, direktur Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris yang bergantung pada jaringan pemantau di darat, menaksir bahwa milisi oposisi telah kehilangan lebih dari sepertiga daerah yang mereka kuasai di kota Aleppo sejak rejim melanjutkan serangan bulan September.
Jatuhnya sebagian wilayah pemberontak itu disebabkan intervensi Rusia. Menurut Nawar Oliver dari Pusat Pengkajian Strategi Omran, pusat pengkajian yang berbasis di Instanbul, pesawat-pesawat tempur Rusia telah melancarkan 3.359 serangan udara terhadap provinsi Aleppo dalam tiga bulan terakhir.
Oliver mengatakan hanya satu persen dari serangan tersebut dilakukan terhadap kelompok terror ISIS – selebihnya terhadap pemberontak anti-Assad dan sipil yang sebagian besar di bagian timur dan selatan kota itu, atau ke barat atau selatan kota itu dimana pemberontak telah berusaha beberapa kali untuk mematahkan kepungan terhadap daerah mereka selama berbulan-bulan.
Namun, daerah yang direbut pasukan Assad dengan bantuan milisi Shiah dari Lebanon, Irak, dan Iran, direbut dengan sangat lambat. Masing-masing rumah yang runtuh dan jalan-jalan yang penuh dengan puing-puing diakibatkan pertempuran yang lama dan berkali-kali. Serangan terhadap bagian timur Aleppo menjatuhkan korban besar di pihak pasukan pemerintah. [gp]