Perdana Menteri Somalia Abdiweli Mohamed Ali telah mengutuk penembakan yang mengakibatkan tewasnya dua petugas bantuan asing di Mogadishu – ibukota Somalia. Dua petugas itu bekerja di kantor lokal “Doctors Without Borders” atau 'Médecins Sans Frontières' (MSF) di Mogadishu.
Perdana Menteri Abdiweli Mohamed Ali mengatakan serangan hari Kamis (29/12) itu merupakan contoh tragis sebuah insiden terkutuk dan tidak menunjukkan peningkatan resiko apapun atas para petugas bantuan internasional. Ia mengatakan orang yang bertanggungjawab itu akan dibawa ke muka hukum.
Sejumlah saksi mengidentifikasi pelaku sebagai mantan pegawai “Doctors Without Borders” yang dipecat sehari sebelumnya, hari Rabu.
“Sang pelaku dipecat kemarin. Hari ini ia datang ke kompleks dan berhasil masuk ke ruang pasien dan membunuh kedua dokter. Kami semua sangat ketakutan ketika mendengar suara letusan senjata," ujar Muhammed Ali, Kamis.
“Doctors Without Borders” mengatakan kedua korban tewas hari Jumat adalah seorang koordinator darurat dari Belgia dan seorang dokter dari Indonesia. Keduanya bekerja untuk memberi bantuan medis darurat pada para pengungsi di kota Mogadishu yang dikoyak perang.
Menurut laporan dan foto yang dikeluarkan oleh 'Doctors Without Borders', dokter Indonesia yang tewas tersebut bernama Andrias Karel Keiluhu, atau biasa dipanggil Kace, berusia 44 tahun. Seorang korban lainnya adalah pekerja Belgia, Philippe Havet berusia 53 tahun yang juga Direktur organisasi bantuan tersebut di Somalia.
Pelaku penembakan berhasil ditangkap setelah insiden penembakan tersebut.