Polisi Sulawesi Tengah menjinakkan dua bom rakitan siap meledak yang ditemukan di kecamatan Poso.
PALU —
Satuan penjinak bom Gegana Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah pada Sabtu sore (2/3) menjinakkan dua bom rakitan siap meledak yang diletakkan di sebuah bangunan terlantar di kecamatan Poso, kabupaten Poso.
Bom rakitan berbentuk pipa tersebut pertama kali ditemukan seorang tukang cuci motor bernama Diego Tri Setiawan, 17, yang segera melapor ke pihak Kepolisian Resort Poso.
Setelah dijinakkan, kedua bom aktif tersebut dibawa petugas evakuasi ke markas kepolisian. Bom rakitan aktif itu masing masing berdiamater 2 cm dengan panjang 4 cm dan berdiameter 5,5 cm serta panjang 10 cm. Bom tersebut dibuat dengan bahan pipa paralon plastic putih dengan disertai 16 paku dan puluhan gotri.
Kepala Kepolisian Resort Poso AKBP Susnadi menduga pelaku yang meletakkan bom rakitan aktif itu berupaya untuk kembali mengganggu ketenangan masyarakat di Poso.
“Saya harapkan kepada seluruh warga Poso jangan terpengaruh karena kita tetap
konsisten untuk melakukan pengamanan dan apabila ada hal hal yang mencurigakan segera laporkan ke pihak kepolisian,” ujarnya.
Teror Bom di Poso itu merupakan peristiwa gangguan keamanan pertama kalinya yang terjadi pada 2013 sejak polisi di wilayah itu menggelar Operasi Aman Maleo 1 dan Aman Maleo 2 yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas keamanan serta menangkap kelompok buronan tersangka tindak pidana terorisme.
Saat ini sejumlah besar aparat gabungan TNI-Polri masih disiagakan di sekitar kawasan Gunung Biru Tamanjeka di kecamatan Poso Pesisir dan Gunung Koroncopu di kecamatan Poso Pesisir Utara. Dalam operasi itu polisi juga mengintesifkan
razia terhadap kendaraan di 18 kecamatan di Kabupaten Poso.
Bom rakitan berbentuk pipa tersebut pertama kali ditemukan seorang tukang cuci motor bernama Diego Tri Setiawan, 17, yang segera melapor ke pihak Kepolisian Resort Poso.
Setelah dijinakkan, kedua bom aktif tersebut dibawa petugas evakuasi ke markas kepolisian. Bom rakitan aktif itu masing masing berdiamater 2 cm dengan panjang 4 cm dan berdiameter 5,5 cm serta panjang 10 cm. Bom tersebut dibuat dengan bahan pipa paralon plastic putih dengan disertai 16 paku dan puluhan gotri.
Kepala Kepolisian Resort Poso AKBP Susnadi menduga pelaku yang meletakkan bom rakitan aktif itu berupaya untuk kembali mengganggu ketenangan masyarakat di Poso.
“Saya harapkan kepada seluruh warga Poso jangan terpengaruh karena kita tetap
konsisten untuk melakukan pengamanan dan apabila ada hal hal yang mencurigakan segera laporkan ke pihak kepolisian,” ujarnya.
Teror Bom di Poso itu merupakan peristiwa gangguan keamanan pertama kalinya yang terjadi pada 2013 sejak polisi di wilayah itu menggelar Operasi Aman Maleo 1 dan Aman Maleo 2 yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas keamanan serta menangkap kelompok buronan tersangka tindak pidana terorisme.
Saat ini sejumlah besar aparat gabungan TNI-Polri masih disiagakan di sekitar kawasan Gunung Biru Tamanjeka di kecamatan Poso Pesisir dan Gunung Koroncopu di kecamatan Poso Pesisir Utara. Dalam operasi itu polisi juga mengintesifkan
razia terhadap kendaraan di 18 kecamatan di Kabupaten Poso.