Polisi menembak mati tiga orang dan menangkap empat lainnya yang diduga merencanakan aksi terorisme.
JAKARTA —
Polisi telah menembak mati tiga terduga teroris dan menangkap empat lainnya di dekat Jakarta, serta menyita lebih dari selusin bom rakitan dan serangkaian senjata dari sebuah kelompok yang diduga merencanakan aksi terorisme.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Brigjen Boy Rafli Amar, mengatakan ketujuh orang tersebut ditembak dan ditangkap di dua tempat terpisah yaitu Teluk Gong, Jakarta Barat dan Bekasi, Jawa Barat pada Kamis malam (14/3) hingga Jumat pagi.
Boy mengatakan ketujuh orang tersebut merupakan pelaku perampokan di toko emas Terus Jaya di Jl. Tambora, Jakarta, minggu lalu. Perampokan tersebut, kata Boy, bukan bermotif ekonomi tetapi berkaitan dengan terorisme.
“Ada di antara mereka terkait dengan jaringan perampokan CIMB di Medan (pada 2010). Dalam penangkapan ada bomnya 14, senjata api lima. Kita masih terus memeriksa, belum selesai pemeriksaannya,” ujarnya.
Selain bom dan senjata api, Boy mengatakan ditemukan juga peluru kaliber 9 milimeter sebanyak 34 butir, dua sepeda motor dan emas 1 kilogram.
Anggota Dewan Ketahanan Nasional Wawan Purwanto mengatakan para teroris memang sengaja menggunakan metode lama dalam mengumpulkan dana untuk operasional yakni dengan menggunakan cara merampok. Hal itu dilakukan karena saat ini, menurutnya, dana bantuan dari luar negeri untuk kelompok teroris semakin sulit masuk ke Indonesia karena negara ini memang sedang melakukan berbagai upaya untuk memutuskan aliran dana tersebut.
“Karena setiap pergerakan tanpa ada dukungan dana tidak mungkin bisa dilakukan, apalagi untuk pembelian senjata dan mendanai operasional ke sana-sini. Termasuk menyediakan safe house, menyediakan sarana prasarana, kemudian bagaimana menyiapkan nama, pekerjaan, cerita samaran, serta juga untuk upaya-upaya penghilangan jejak. Kemudian, juga pengingkaran, pencerai-beraian perlu dana yang besar,” ujar Wawan.
Sementara itu, anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Edi Ramli Sitanggang, mengungkapkan diperlukannya keterlibatan masyarakat untuk mencegah aksi terorisme.
“Siskamling kedepan mesti digalakkan. Di tingkat bawah kita harus manfaatkan bagaimana menciptakan empati masyarakat, tanggung jawab masyarakat,” ujarnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Brigjen Boy Rafli Amar, mengatakan ketujuh orang tersebut ditembak dan ditangkap di dua tempat terpisah yaitu Teluk Gong, Jakarta Barat dan Bekasi, Jawa Barat pada Kamis malam (14/3) hingga Jumat pagi.
Boy mengatakan ketujuh orang tersebut merupakan pelaku perampokan di toko emas Terus Jaya di Jl. Tambora, Jakarta, minggu lalu. Perampokan tersebut, kata Boy, bukan bermotif ekonomi tetapi berkaitan dengan terorisme.
“Ada di antara mereka terkait dengan jaringan perampokan CIMB di Medan (pada 2010). Dalam penangkapan ada bomnya 14, senjata api lima. Kita masih terus memeriksa, belum selesai pemeriksaannya,” ujarnya.
Selain bom dan senjata api, Boy mengatakan ditemukan juga peluru kaliber 9 milimeter sebanyak 34 butir, dua sepeda motor dan emas 1 kilogram.
Anggota Dewan Ketahanan Nasional Wawan Purwanto mengatakan para teroris memang sengaja menggunakan metode lama dalam mengumpulkan dana untuk operasional yakni dengan menggunakan cara merampok. Hal itu dilakukan karena saat ini, menurutnya, dana bantuan dari luar negeri untuk kelompok teroris semakin sulit masuk ke Indonesia karena negara ini memang sedang melakukan berbagai upaya untuk memutuskan aliran dana tersebut.
“Karena setiap pergerakan tanpa ada dukungan dana tidak mungkin bisa dilakukan, apalagi untuk pembelian senjata dan mendanai operasional ke sana-sini. Termasuk menyediakan safe house, menyediakan sarana prasarana, kemudian bagaimana menyiapkan nama, pekerjaan, cerita samaran, serta juga untuk upaya-upaya penghilangan jejak. Kemudian, juga pengingkaran, pencerai-beraian perlu dana yang besar,” ujar Wawan.
Sementara itu, anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Edi Ramli Sitanggang, mengungkapkan diperlukannya keterlibatan masyarakat untuk mencegah aksi terorisme.
“Siskamling kedepan mesti digalakkan. Di tingkat bawah kita harus manfaatkan bagaimana menciptakan empati masyarakat, tanggung jawab masyarakat,” ujarnya.