Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo hari Rabu (20/5) menyampaikan penyesalannya atas ancaman Palestina untuk mengakhiri koordinasi keamanan jika Israel mencaplok wilayah pendudukan sejalan dengan rencana Timur Tengah Presiden Donald Trump.
Presiden Palestina Mahmud Abbas, memanfaatkan satu-satunya senjata perundingan yang dimilikinya, Selasa malam dengan mengatakan pemerintahnya sudah tidak terikat pada berbagai perjanjian dengan Israel dan Amerika termasuk kerja sama keamanan tiga arah.
"Kita berharap pengaturan keamanan akan terus diberlakukan, bahwa hal-hal yang sudah dilakukan di sana untuk menjaga warga di Israel dan Palestina tetap berlanjut," kata Pompeo kepada wartawan.
"Saya menyesal ia memutuskan untuk membatalkan perjanjian ini," kata Pompeo.
BACA JUGA: Ekstremis Yahudi Divonis Bersalah Bunuh Balita PalestinaPerdana Menteri Benjamin Netanyahu merasa mendapat angin dengan rencana yang dipaparkan Trump pada bulan Januari dimana AS merestui Israel yang hendak mencaplok tanah di wilayah Tepi Barat, meskipun ada kekhawatiran luas di seluruh dunia termasuk tetangganya Yordania, sekutu AS yang telah berdamai dengan negara Yahudi itu.
Berdasarkan perjanjian koalisi antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz saingan yang berubah menjadi mitra Netanyahu, keduanya bisa membawa masalah aneksasi itu ke pembahasan kabinet Israel yang dimulai pada 1 Juli.
Pompeo, yang bertemu Netanyahu di Yerusalem pekan lalu, mengatakan Palestina akan mendapat manfaat dari rencana Trump, yang menjanjikan mereka sebuah negara yang merdeka namun kecil dan bebas militer serta investasi internasional. [my/jm]