Presiden SBY Peringatkan Dunia Internasional Waspadai Sindikat Penjual Kayu Ilegal

  • Wella Sherlita

Pemerintah Indonesia meminta dukungan negara-negera lain untuk menghentikan laju kerusakan hutan dan penyelundupan kayu dari hutan Kalimantan (foto: dok).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap kejahatan tersebut dapat betul-betul dicegah, serta meminta negara-negara lain untuk tidak mendukung aktivitas yang melanggar hukum itu.

Hutan Indonesia adalah salah satu wilayah yang menjadi paru-paru dunia. Beragam program nasional dan regional dibentuk untuk melindungi kawasan hutan Indonesia; khususnya di Kalimantan, antara lain “Heart of Borneo” yang bekerjasama dengan pemerintah Malaysia dan Brunei Darussalam, serta kerjasama untuk memerangi asap akibat kebakaran hutan.

Namun demikian, masalah penebangan liar semakin tidak terhindari di Kalimantan. Untuk itu, Presiden Yudhoyono meminta pengertian negara-negara pengimpor kayu untuk mendukung pemerintah Indonesia menghentikan laju kerusakan hutan dan penyelundupan kayu dari hutan Kalimantan.

Permintaan ini disampaikan Presiden pada acara “Hari Menanam Pohon Indonesia” dan “Bulan Menanam Nasional” tahun 2011, yang diadakan di Bukit Merah Putih, Indonesia Peace and Security Centre, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin siang.

Presiden Yudhoyono mengatakan, “Saya senang dunia mendukung Indonesia untuk betul-betul memelihara hutan Kalimantan. Terimakasih. Tapi ada juga unsur-unsur di dunia, sindikat-sindikat yang melakukan kongkalingkong (bekerjasama dengan cara-cara dan untuk tujuan yang tidak baik) melakukan illegal logging (penebangan liar). Jadi, saya juga meminta pengertian negara-negara lain pun punya tanggungjawab yang sama, jangan jadi tukang tadah dari illegal logging yang terjadi di Indonesia.”

Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, Eivind S. Homme, kepada VOA mengatakan pernyataan Presiden SBY sesuatu yang alamiah, namun tetap penting diperhatikan negara-negara pengimpor kayu Indonesia.

“Saya kira itu pernyataan yang alamiah untuk menegaskan pentingnya menjaga hutan Indonesia seperti yang ia sebutkan sebagai paru-paru dunia, dan pernyataan ini juha jelas ada kaitannya dengan penebangan liar. Saya senang diundang Presiden datang pada acara menanam pohon hari ini, “ kata Duta Besar Norwegia Eivind Homme.

Awal tahun ini, Norwegia telah berkomitmen untuk memberikan hibah sebesar 1 Miliar Dolar Amerika, untuk proyek percontohan pengurangan emisi hutan (REDD, Reducing Emission from Degradation and Deforestation) di Kalimantan Tengah.

Kasus penebangan liar serta mafia penyelundup kayu di Indonesia sempat pula dilontarkan oleh aktivis lingkungan asal Inggris, Faith Doherty. Ia menilai, pemerintah Indonesia belum tuntas menangani korupsi pada sektor kehutanan sejak reformasi.

Dirjen Bina Produksi Kehutanan dari Kementerian Kehutanan, Iman Santoso, kepada VOA mengakui ada banyak hal di lapangan yang sering tidak terpantau dari Jakarta.

Iman Santoso mengatakan, “(Memang) masih terjadi pembiaran dan tentunya pembiaran itu ada orang yang diuntungkan, toh? Yang jelas di lapangan memang sulit, artinya dengan sistem yang ada dengan kemampuan fisik dan finansial yang ada sangat susah bagi kita untuk mengontrol semua itu. Mereka (pencuri dan penyelundup kayu) bekerja dengan cara-cara yang sangat canggih dan alat-alat yang jauh lebih baik daripada alat-alat kita sendiri, orang-orangnya bisa bergantian sementara petugas kita (polisi hutan) segitu-gitu saja…”

Iman Santoso menambahkan, penegakan hukum harus diimbangi dengan keuangan yang cukup, sehingga para petugas yang menangani berbagai kejahatan di hutan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.