Presiden Sudan Selatan Salva Kiir berjanji akan menghentikan penderitaan rakyat Sudan Selatan dalam pidato yang disampaikannya pada putaran lain pembicaraan tatap muka dengan pemimpin pemberontak Riek Machar, Senin (25/6/2018), yang kali ini berlangsung di Khartoum.
Pekan lalu Kiir bertemu Machar di Addis Ababa, Ethiopia. Tidak ada kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan tersebut.
“Saya sebelumnya telah berkali-kali menyebutkan bahwa saya merasakan penderitaan orang-orang kami secara langsung karena saya tinggal bersama mereka. Saya tahu perekonomian negara kita. Saya tahu pasar, dan saya melihat langsung penderitaan di wajah mereka. Jadi saya datang untuk benar-benar mengakhiri perang yang tidak perlu di negara kami,” ujar Kiir di Khartoum.
Ketidaksepahaman itu terutama tentang pembagian kekuasaan di tingkat nasional dan usul kelompok oposisi untuk membubarkan majelis nasional. Kedua pemimpin juga tidak sepakat soal pengaturan keamanan, termasuk lokasi zona demiliterisasi, jangka waktu penyatuan kembali pasukan dan rincian tentang pembentukan tentara nasional.
Tetapi Kiir mengatakan ia datang ke Khartoum untuk berkompromi.
Presiden Uganda Yuweri Museveni, yang juga berada di Khartoum untuk membantu menengahi pembicaraan itu, menggarisbawahi komitmennya untuk bekerja dengan para pemimpin di kawasan itu guna menghentikan konflik tersebut. [em/al]