Presiden Suriah Tunjukkan Keadaan Tenang di Televisi Setelah Diserang

Tembakan misil AS terhadap Suriah yang menarget berbagai lokasi di ibukota Suriah, menggores langit Damaskus yang kelam dengan kilat cahaya putih, Sabtu pagi, 14 April 2018.

Pada televisi pemerintah Suriah, Presiden Bashar al-Assad berjalan ke kantornya dengan menjinjing tas sekitar pukul 9 pagi, hari Sabtu (14/4), hanya beberapa jam setelah Barat menembaki dengan misil tempat-tempat yang dicurigai sarana senjata kimia di Damaskus dan Homs.

Mereka memberi nama video itu pada Twitter, “pagi hari ketabahan hati.”

Tetapi ketika Timur Tengah menghadapi lagi ambang perang besar-besaran antara negara-negara kuat dunia, kawasan itu goyah dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa serangan dapat menyebabkan penyebaran guncangan yang berbahaya.

Para analis mendesak pengekangan diri, dengan mengatakan konsekuensi meruncingnya keadaan dapat menimbulkan malapetaka.

Baca juga: Pesawat Tempur, Kapal Perang Barat Serang Senjata Kimia Suriah

“Sebagian alasan bahwa Suriah sekarang hancur karena hampir semua pihak telah menempuh solusi militer bukan diplomasi yang bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah,” kata Reza Marashi, direktur penelitian di Dewan Nasional Iran Amerika. “Pendekatan saling balas (serangan) tidak akan mendatangkan keadilan atau perdamaian untuk Suriah,” kata Marashi.

Amerika, Inggris, dan Perancis melancarkan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan kimia yang dituduhkan terhadap kaum sipil di Suriah yang menewaskan puluhan orang tanggal 7 April.

Amerika mengatakan serangan dapat diteruskan kalau pemerintah Suriah terus menggunakan senjata kimia, “mereka akan dianggap bertanggung jawab.”

Rusia, yang bersekutu dengan Assad dan Iran di Suriah, menanggapinya dengan mengutuk serangan tersebut, tetapi tidak menyatakan lagi ancaman pembalasan yang dikeluarkan sebelumnya pekan ini. [gp]