Presiden Turki Melawat ke Iran di Tengah Konflik Yaman

Presiden Iran Hassan Rouhani (kanan) berbincang dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Saadabad, Teheran, Iran, 7 April 2015. (AP Photo/ Iranian Presidency Office)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung kampanye pimpinan Arab Saudi memerangi pemberontak Houthi di Yaman. Bulan lalu, dia menuduh Iran berusaha "mendominasi kawasan itu" dan menguji batas toleransi wilayah tersebut.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berada di Iran untuk serangkaian pertemuan tingkat tinggi, meskipun hubungan kedua negara itu tegang karena konflik di Suriah dan Yaman.

Erdogan, bersama delegasi tingkat tinggi Turki, mengadakan pembicaraan hari Selasa (7/4) dengan Presiden Iran Hassan Rouhani sebelum bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Menurut media Iran (IRINN), Rouhani mengatakan dia dan Erdogan sepakat harus ada gencatan senjata segera di Yaman. Menurutnya, Iran, Turki dan negara-negara regional lainnya harusikut menciptakan situasi yang akan menstabilkan Yaman dan menjurus pada pemerintah yang inklusif.

Beberapa anggota parlemen Iran telah meminta agar kunjungan itu dibatalkan setelah Erdogan secara terbuka mendukung serangan udara yang dipimpin Saudi di Yaman terhadap pemberontak Syiah Houthi yang didukung Iran, yang telah mengambil alih beberapa bagian negara itu.

Iran menyangkal membantu pemberontak Houthi secara militer. Tehran juga melihat misil-misil NATO di Turki dan hubungan Ankara dengan Israel berpotensi mengancam.

Turki juga merupakan pendukung utama pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Iran adalah pendukung utama Suriah di kawasan itu.

Iran dan Turki memiliki hubungan ekonomi yang kuat, dengan Iran menjadi pemasok gas utama bagi Turki yang kekurangan sumber energi.