Para pemimpin dari berbagai penjuru dunia pekan ini bertemu dalam acara tahunan sidang Majelis Umum PBB di New York. Kontributor VOA Greta Van Susteren berbicara dengan sejumlah pembuat kebijakan mengenai topik-topik global yang masuk agenda utama sidang.
Sidang Majelis Umum PBB tahun ini di New York tidak kekurangan isu-isu global yang dibahas dalam agendanya.
Beberapa yang mengemuka di antaranya adalah mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea. Ada tanda-tanda mengenai kemungkinan tercapainya suatu kesepakatan terkait Semenanjung Korea, menyusul pertemuan terakhir antara pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan.
Berbagai perundingan awal juga tengah berlangsung bagi kemungkinan pertemuan puncak kedua antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
BACA JUGA: Selain Denuklirisasi, Sidang Umum PBB Bahas Perubahan Iklim, TBKeamanan nuklir juga menjadi masalah penting yang masuk agenda utama sidang kali ini. Presiden Iran dan presiden Amerika Serikat saling melontarkan kritik tajam dalam pidato mereka di Majelis Umum PBB.
Sejak menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir Iran pada Mei lalu, Presiden Trump telah memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi yang sebelumnya sempat dicabut. Namun demikian, bukan berarti tidak ada tantangan baru lagi.
Mike Pregent dari lembaga riset dan kajian politik Hudson Institute yang berpusat di Washington DC mengatakan, "Masih sulit, ada cara untuk menghindari sanksi-sanksi. Tiongkok sangat pintar melakukan itu. Rusia juga sangat pandai melakukannya, tetapi negara-negara Eropa menggunakan mata uang dolar Amerika, mereka menggunakan kode-kode pengidentifikasi bank internasional atau SWIFT. Jadi ini masih merupakan suatu penghalang. Beberapa perusahaan-perusahaan milik pemerintah, beberapa perusahaan yang berskala lebih kecil masih bersedia berbisnis dengan Iran. Tetapi ini hanyalah karena mereka belum mendapat sorotan.”
Masalah kesehatan global juga menjadi fokus sidang. Bagi Tamryn Green, yang tahun ini dinobatkan sebagai Miss South Africa, TBC adalah penyakit yang sangat sulit ditangani dan ia memiliki pengalaman pribadi mengenai itu.
Your browser doesn’t support HTML5
Mantan penderita TBC itu mengatakan, "Ini penyakit yang menakutkan. Orang mengira kalau kita mengidap TBC, ini berarti kita mengidap HIV. Dan sebagai mahasiswa kedokteran, pada waktu tingkat tiga, saya tertular penyakit itu. Saya benar-benar mengira bahwa sebagai seorang perempuan berpendidikan yang belajar ilmu kedokteran, saya tidak akan merasakan stigmanya, tetapi tidak demikian. Saya masih khawatir orang-orang akan mengucilkan saya.”
Ibu Negara Melania Trump, juga hadir dalam sidang Majelis Umum PBB. Ia mengumumkan bahwa ia akan melakukan lawatan ke Afrika bulan depan. Ini merupakan perjalanan keluar negeri pertamanya seorang diri sebagai Ibu negara. [uh/lt]