Protes atas Pembakaran Quran di Afghanistan Masuki Hari ke-5

Petugas medis mengangkat korban luka-luka dalam aksi protes pembakaran Quran di Afghanistan (25/2).

Ratusan warga Afghanistan hari Sabtu berdemonstrasi untuk hari kelima berturut-turut, memprotes pembakaran Al Quran.

Para pejabat mengatakan setidaknya 24 orang di seluruh negeri tewas, termasuk dua tentara Amerika, sejak protes dimulai hari Rabu.

Permintaan maaf Amerika tentang penodaan kitab suci umat Islam oleh pasukan NATO di Pangkalan Udara Bagram itu gagal menenangkan banyak orang di Afghanistan dan Pakistan.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika dalam demonstrasi hari Jumat di ibukota Pakistan, Islamabad, dan di kota Peshawar.

Demonstrasi di Afghanistan terus berlanjut meskipun para pejabat NATO dan Afghanistan menyerukan agar saling menahan diri. Hari Kamis, Taliban mengeluarkan pernyataan yang menyerukan warga Afghanistan agar melancarkan serangan balasan terhadap sasaran-sasaran asing.

Pada hari Jumat, komandan pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, Jenderal John Allen, mengatakan penyelidikan yang dilakukan koalisi bersama dan Afghanistan atas kasus "kesalahan penanganan materi-materi agama" di Bagram itu masih berlangsung, dengan wawancara terhadap para saksi insiden hari Minggu itu.

Presiden Amerika Barack Obama telah mengirimkan permintaan maaf tertulis kepada Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Pada hari Rabu, Presiden Karzai menyerukan ketenangan, dengan mengatakan rakyat berhak untuk protes, tapi tidak boleh menggunakan kekerasan.

Para delegasi Afghanistan yang ditugaskan untuk menyelidiki insiden itu juga mengimbau rakyat Afghanistan agar tidak melakukan demonstrasi.