Rumah sakit militer di Rawalpindi, Pakistan, membantu tentara veteran mendapatkan kembali kemampuan fisik dan mental yang rusak akibat perang.
RAWALPINDI —
Lebih dari 5.000 anggota pasukan keamanan Pakistan tewas dalam perang melawan teroris dan kelompok militan sejak 2001. Sekitar 10.000 tentara dan milisi luka-luka. Tingginya jumlah tentara yang tewas dan luka-luka mendorong perbaikan layanan kesehatan di pusat rehabilitasi militer di Rawalpindi.
Aman Ullah, 23 tahun, kehilangan kedua kakinya lebih setahun lalu ketika berperang di wilayah kesukuan Khyber di perbatasan dengan Afghanistan. Ia adalah salah seorang dari ribuan tentara Pakistan yang mengalami cedera akibat perang yang terus menerus dilancarkan Pakistan terhadap kelompok-kelompok militan. Kebanyakan tentara luka-luka akibat bom-bom rakitan.
Arif Hussain adalah pasien lain yang sedang dalam proses penyembuhan dari luka-lukanya.
Hussain baru saja menjalani operasi besar di AFIRM atau Armed Forces Institute for Rehabilitation Medicine di Rawalpindi. Aman Ullah dan beberapa tentara lainnya sekarang berharap bisa ikut dalam Paralympic Games mendatang. Kompetisi internasional ini diikuti para atlet penyandang cacat.
Mayor Jenderal Akhtar Waheed, kepala pusat rehabilitasi militer itu, mengatakan bangga dengan kemajuan yang dibuat dalam menangani pasien-pasien yang kehilangan lengan atau kaki.
Pengalaman bertahun-tahun menangani ribuan pasien seperti itu membawa kepada perbaikan cara-cara medis, termasuk pemasangan anggota tubuh buatan. Dokter-dokter juga mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk membantu tentara yang kehilangan kaki agar bisa berjalan lagi.
Karena perang masih terus berlangsung di wilayah-wilayah kesukuan Pakistan, ada rencana untuk memperluas pusat rehabilitasi Rawalpindi itu. (Dekker)
Aman Ullah, 23 tahun, kehilangan kedua kakinya lebih setahun lalu ketika berperang di wilayah kesukuan Khyber di perbatasan dengan Afghanistan. Ia adalah salah seorang dari ribuan tentara Pakistan yang mengalami cedera akibat perang yang terus menerus dilancarkan Pakistan terhadap kelompok-kelompok militan. Kebanyakan tentara luka-luka akibat bom-bom rakitan.
Arif Hussain adalah pasien lain yang sedang dalam proses penyembuhan dari luka-lukanya.
Hussain baru saja menjalani operasi besar di AFIRM atau Armed Forces Institute for Rehabilitation Medicine di Rawalpindi. Aman Ullah dan beberapa tentara lainnya sekarang berharap bisa ikut dalam Paralympic Games mendatang. Kompetisi internasional ini diikuti para atlet penyandang cacat.
Mayor Jenderal Akhtar Waheed, kepala pusat rehabilitasi militer itu, mengatakan bangga dengan kemajuan yang dibuat dalam menangani pasien-pasien yang kehilangan lengan atau kaki.
Pengalaman bertahun-tahun menangani ribuan pasien seperti itu membawa kepada perbaikan cara-cara medis, termasuk pemasangan anggota tubuh buatan. Dokter-dokter juga mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk membantu tentara yang kehilangan kaki agar bisa berjalan lagi.
Karena perang masih terus berlangsung di wilayah-wilayah kesukuan Pakistan, ada rencana untuk memperluas pusat rehabilitasi Rawalpindi itu. (Dekker)