Rusia Tahan Pengecam Putin, Clinton Kecam Kecurangan Pemilu

Polisi Rusia menahan seorang aktivis yang melakukan unjuk rasa anti-Putin di Moskow (6/12).

Untuk hari kedua berturut-turut, Menlu AS Hillary Clinton menyatakan sangat prihatin mengenai pemilu parlemen Rusia itu.

Pihak berwenang Rusia terus menahan sekurangnya 250 demonstran oposisi sehari setelah demonstrasi tak terduga menentang apa yang disebut kecurangan pemilu, sementara menteri luar negeri Amerika kembali mengecam pemilu parlemen yang dikatakan tidak bebas dan adil.

Para penyelenggara demonstrasi mengatakan sebagian besar demonstran yang ditangkap di ibukota Moskow tetap berada dalam tahanan termasuk Ilya Yashin anggota senior oposisi yang oleh pengadilan Moskow dijatuhi hukuman penjara 15 hari karena melawan perintah polisi sewaktu demonstrasi hari Senin.

120 orang juga ditahan hari Selasa dalam demonstrasi serupa di kota St. Petersburg.

Pejabat keamanan mengatakan Rusia telah mengerahkan polisi di Moskow untuk menjaga keamanan dalam beberapa demonstrasi di ibukota hari Selasa.

Selama dua hari berturut-turut, menteri luar negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan “sangat prihatin” mengenai pemilu hari Minggu dimana mayoritas partai Perdana Menteri Vladimir Putin di parlemen berkurang dalam pemungutan suara yang dicemari tuduhan pemalsuan kartu suara dan penyimpangan-penyimpangan lainnya.

Berbicara pada organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa yang memantau pemilu itu, Clinton mengatakan pemilih Rusia berhak mendapat “penyelidikan penuh atas tuduhan kecurangan dan manipulasi pemilu.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev berkeras pemilu itu “adil, jujur dan demokratis”.