Pasar saham Eropa dan AS kembali melambung tinggi dan dolar pulih pada hari Senin (9/9) setelah anjlok pada minggu sebelum akhir pekan lalu akibat adanya kekhawatiran atas kesehatan ekonomi AS.
Pasar saham global merosot pada hari Jumat (6/9) menyusul data yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS lebih lemah dari yang diharapkan.
Pascapenurunan tajam pada hari Jumat, upaya rebound bukanlah hal yang mengejutkan, kata analis Briefing.com Patrick O'Hare.
“Ini hanyalah permulaan dari sesuatu setelah terjadinya penurunan tajam, yang membuatnya bersifat refleksif,” ujarnya dalam sebuah catatan kepada klien.
“Sesungguhnya, bagaimana pasar dibuka hari ini tidak berkaitan dengan bagaimana saat pasar ditutup.”
Data pekerjaan Jumat lalu juga meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS (The Fed) akan memangkas suku bunga minggu depan, setelah mempertahankannya di level tertinggi selama 23 tahun terakhir demi meredam inflasi.
Laporan penggajian nonpertanian AS yang sangat diantisipasi menunjukkan terciptanya sekitar 142.000 pekerjaan di negara itu bulan lalu—naik dari bulan Juli, tapi jauh di bawah perkiraan.
Para trader resah sejak dirilisnya laporan pada bulan Juli, yang turut memicu kemerosotan pasar karena muncul spekulasi bahwa The Fed menunggu terlalu lama untuk memangkas biaya pinjaman karena mereka berfokus pada penurunan inflasi.
Perdebatan terpusat pada apakah The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin.
“Laporan tersebut tidak menunjukkan bahwa penurunan tajam akan segera terjadi, namun pelunakan pada angka-angka tersebut tentu saja mengarah pada meningkatnya kemungkinan resesi,” kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank.
“The Fed mungkin hanya akan memangkas 25 basis poin pada bulan September, tapi akan tetap membuka opsi untuk pemangkasan yang lebih besar pada bulan November dan/atau Desember, tergantung bagaimana data bergerak sejak saat ini.”
Di Eropa, para investor menantikan penurunan suku bunga yang diharapkan dari Bank Sentral Eropa pada Kamis (12/9).
Bank Sentral Eropa akan memangkas biaya pinjaman zona euro sekali lagi karena inflasi di kawasan bermata uang tunggal tersebut kembali mengarah ke target dua persen ECB.
Saham-saham Asia ditutup melemah pada Senin (9/9).
Inflasi China yang naik sedikit tidak cukup meredam kekhawatiran mengenai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu, dengan angka yang berada di level tertinggi selama enam bulan terakhir, tapi meleset dari perkiraan.
Harga minyak menutup sebagian penurunan tajam pada Jumat lalu, yang dipicu oleh kekhawatiran atas permintaan akibat prospek AS yang melemah.
Harga komoditas itu juga ditopang oleh berita bahwa OPEC dan produsen-produsen minyak utama lainnya menunda peningkatan produksi yang sebelumnya telah direncanakan, kata para analis. [br/jm]