Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen dan transparan mengenai bentrokan maut di perbatasan Israel-Gaza, Jumat (30/3) yang menewaskan sedikitnya 15 orang Palestina dan mencederai kira-kira 1.400 lainnya, termasuk lebih dari 750 yang cedera terkena peluru tajam.
Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat darurat hari Jumat (30/3) untuk membicarakan keadaan yang memburuk di Gaza, tetapi tidak mengambil keputusan mengenai tindakan apapun atau pernyataan bersama.
Ribuan orang menghadiri pemakaman sebagian orang yang tewas, dan orang Palestina mengadakan hari berkabung nasional hari Sabtu.
Danny Danon, duta besar Israel di PBB, yang tidak hadir karena ia merayakan hari besar Paskah Yahudi (Passover), mengatakan dalam pernyataan tertulis rapat darurat itu diadakan “walaupun ditentang keras oleh Israel dan Amerika Serikat, dan permohonan penangguhan rapat hingga setelah berlangsungnya hari besar tersebut.”
Danon mengatakan “sementara kaum Yahudi di seluruh dunia berkumpul bersama keluarga mereka di meja makan Seder untuk merayakan hari besar mereka, orang orang Palestina dengan muslihat yang sangat rendah menggunakan PBB untuk menyebarkan dusta mengenai Israel.”
Militer Israel mengatakan pasukannya menggunakan alat pembubar kerusuhan “untuk menghentikan demonstrasi Palestina yang sangat besar dan kekerasan di perbatasan.”
Duta Palestina Riyad Mansour mengutuk keras “pembantaian” orang-orang yang tak bersenjata dan tak berdaya” dan menyerukan “perlindungan internasional” bagi orang-orang yang tinggal dalam pendudukan Israel.
Ia juga mengecam Amerika Serikat dengan mengatakan apabila Amerika ingin bertindak konstruktif mengenai masalah Israel-Palestina, Amerika seharusnya mengizinkan Dewan Keamanan PBB mengemban tanggung jawab dan menegakkan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan. [gp]