Anggota Taliban melakukan serangan bunuh diri dengan bom mobil yang menghantam konvoi polisi di ibukota Afghanistan, Kabul, Kamis (30/6). Menurut berbagai laporan, sedikitnya 30 personel keamanan tewas. Konvoi itu sedang membawa para kadet dan pelatih ketika diserang.
Para pejabat Afghanistan mengukuhkan terjadinya serangan bom beruntun. Para saksi mata mengatakan kepada VOA mereka melihat personel polisi mengevakuasi korban tewas dan luka-luka.
Presiden Ashraf Ghani mengutuk serangan teroris itu yang disebutnya “kejahatan terhadap kemanusiaan.” Ia memerintahkan kementerian dalam negeri untuk menyelidiki bagaimana keputusan mengenai transportasi para kadet diambil dan menjanjikan “tindakan-tindakan susulan” jika terjadi kecerobohan.
“Sementara Muslim sibuk berdoa selama bulan suci Ramadan, Taliban terus melakukan kejahatan tercela dengan membunuh orang-orang tak berdosa serta menyebarluaskan ketakutan dan teror di antara masyarakat,” demikian pernyataan dari istana presiden mengutip Ghani.
Para korban sedang bepergian dengan bus-bus ke Kabul dari provinsi Maidan Wardak untuk menyambut Idul Fitri. Taliban mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu.
Dalam pernyataan yang dikirim ke wartawan, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan seorang pelaku serangan bunuh diri menabrakkan mobilnya yang berisi bahan peledak ke iring-iringan tersebut.
Mujahid menambahkan, seorang pelaku kedua kemudian menyerang para polisi yang berkumpul di sekitar lokasi ledakan pertama. Ia mengklaim sedikitnya 150 personel keamanan Afghanistan tewas, tetapi kelompok pemberontak itu kerap melebih-lebihkan jumlah korban dalam serangan semacam itu.
Pengeboman maut itu terjadi sepekan setelah seorang pelaku serangan bunuh diri Taliban menyerang bus yang membawa penjaga keamanan yang kebanyakan warga Nepal, yang bekerja di kedutaan besar Kanada di Kabul. Serangan itu menewaskan 14 orang, sebagian besar adalah warga negara Nepal. [uh/ab]