Shanghai akan Buka Kembali Layanan Kereta Bawah Tanah

Orang-orang yang memakai masker naik kereta bawah tanah di tengah wabah COVID-19, di Shanghai, Cina, 14 Januari 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)

Kota metropolitan Shanghai yang memberlakukan lockdown akan membuka kembali layanan empat dari 20 jalur kereta bawah tanahnya hari Minggu mendatang (22/5). Keputusan diambil sebagai bagian dari usaha perlahan-lahan melonggarkan pembatasan pandemi yang telah membuat sebagian besar penduduk kota terjebak di kompleks-kompleks perumahan mereka selama lebih dari enam pekan.

Kota ini juga akan membuka kembali 273 jalur bus yang menghubungkan pusat kota besar, bandara, stasiun kereta api, dan rumah sakit ketika mengoperasikan kembali angkutan umum lintas distriknya, kata Yu Fulin, Direktur Komisi Transportasi Shanghai, pada konferensi pers harian terkait pandemi, Kamis (19/5).

Belum jelas seberapa sering layanan transportasi ini akan disediakan. Layanan bus dilanjutkan dalam uji coba di tiga distrik terpencil pekan ini, dengan beroperasi hanya setiap 30 hingga 90 menit pada siang hari.

Penumpang yang memakai masker wajah di dalam kereta bawah tanah. (Foto: AP)

Lockdown di kota terbesar di China ini telah mengganggu ekonomi dan membuat frustrasi penduduknya, terutama karena banyak negara di dunia menghindari tindakan keras seperti itu ketika berusaha hidup berdampingan dengan virus. Namun, para pejabat tetap berpegang pada pendekatan 'nol-COVID', dan mengatakan bahwa pencabutan pembatasan dapat membebani sistem kesehatan masyarakat dan menyebabkan lebih banyak kematian, terutama di kalangan orang tua yang belum divaksinasi penuh.

Wabah di Shanghai telah merenggut 580 nyawa, menurut catatan resmi, menjadikannya yang paling banyak menelan korban jiwa sejak wabah terdeteksi di kota Wuhan pada awal 2020.

Meski jumlah kasus baru harian terus menurun, pihak berwenang melonggarkan pembatasan dengan cara yang lambat dalam usaha memastikan bahwa virus tidak lagi menyebar di mana pun di luar fasilitas karantina dan area yang diketahui telah terjangkit.

BACA JUGA: Shanghai Umumkan Pembukaan Kembali Bisnis Secara Bertahap

Kota berpenduduk 25 juta orang itu mencatat sekitar 700 kasus baru pada hari Rabu, atau sekitar 70% dan total kasus baru secara nasional.

Pihak berwenang di Beijing, yang melaporkan 55 kasus baru, menutup beberapa stasiun kereta bawah tanah dan jalur bus, melarang makan di restoran dan sangat mendorong penduduk untuk bekerja dari rumah dalam usaha mencegah terjadinya wabah skala Shanghai di Ibu Kota China.

Kota Guang'an di provinsi Sichuan, China barat daya, juga memberlakukan lockdown mulai Rabu. Provinsi ini mencatat sekitar 150 kasus baru pada hari tersebut. [ab/ka]