Siswa-siswa Irak hari Rabu (22/10) kembali masuk sekolah ditengah peningkatan keamanan, tetapi masih terjadi gelombang kekerasan termasuk bom mobil di Baghdad yang kata polisi menewaskan paling tidak 29 orang.
Sekolah kembali dimulai setelah tahun akademik tertunda satu bulan karena ribuan orang yang mengungsi akibat ofensif militan Negara Islam ISIS beberapa bulan lalu terpaksa tinggal di gedung-gedung sekolah.
Di kawasan Irak utara dan barat yang dikuasai kelompok ekstremis itu – termasuk Mosul yang terbesar kedua di Irak – siswa tidak diwajibkan masuk sekolah tetapi bisa mengikuti pelajaran lewat TV pemerintah agar siap untuk ujian akhir, menurut jurubicara departemen pendidikan Irak.
Lebih dari 1,8 juta orang telah mengungsi akibat ofensif ISIS dan banyak yang berlindung di gedung sekolah, masjid dan bangunan-bangunan yang terbengkalai. Bulan lalu, pihak berwenang menunda sebulan dimulainya tahun akademik baru agar bisa menyediakan tempat tinggal alternatif bagi para pengungsi.
Sekolah-sekolah di Irak tutup semasa invasi Amerika tahun 2003, tetapi kembali dibuka beberapa minggu setelah jatuhnya Baghdad. Sekolah bahkan beroperasi normal semasa gelombang kekerasan sektarian parah tahun 2006-2007.
Sekolah-sekolah di kawasan yang dikuasai ISIS secara teori juga telah dibuka sejak tanggal 9 September, tetapi hingga kini belum ada siswa yang datang.
Awal bulan lalu, ISIS menetapkan sejumlah peraturan baru di sekolah-sekolah itu dan menghapus pelajaran sejarah, sastra, musik, dan agama Kristen. Mereka juga menyatakan nama Irak dan Suriah dalam buku-buku pelajaran diganti dengan “Negara Islam.”
Kurikulum baru itu juga melarang musik dan lirik yang mengungkapkan kecintaan pada negara, serta melarang pelajaran tentang teori evolusi Darwin yang sebelumnya diajarkan di sekolah-sekolah Irak.