Solo Tuan Rumah Festival Payung Indonesia

  • Yudha Satriawan

Festival Payung Indonesia di Solo (VOA/Yudha Satriawan)

Solo menjadi tuan rumah Festival Payung Indonesia yang digelar Jumat (28/11) hingga 3 hari mendatang. Festival payung menyajikan beragam kreasi seni dari payung, terutama payung tradisional berbagai daerah di Indonesia.

Ratusan payung warna warni tampak menggantung menjadi sebuah lorong di sepanjang pintu masuk Taman Balekambang Solo, Jumat siang (28/11). Ratusan warga langsung menjadikan instalasi seni dari payung ini untuk lokasi pemotretan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkot Solo, Anny Tyasni mengatakan Festival Payung Indonesia baru pertama kali digelar di Solo. Menurut Enny, Festival ini untuk menggairahkan kondisi pariwisata di Solo dan mengangkat UMKM sentra industri payung di berbagai daerah. Enny mengungkapkan dulu Solo dan daerah sekitarnya yaitu Klaten Jawa tengah, menjadi pusat atau industri payung tradisional.

Your browser doesn’t support HTML5

Solo Tuan Rumah Festival Payung Indonesia


“Sejarah mencatat, daerah di sekitar Solo dahulu adalah sentra industri payung tradisional, berbagai event budaya Kraton Kasunanan Surakarta selalu identik membawa payung tradisional. Kita coba mengangkat kembali Payung dalam bentuk Festival Payung Indonesia. Kita ingin industri kecil payung di Solo dan sekitarnya yang tahun 56-70an ada 300-400 pengrajin payung dari kertas, kini tinggal sebelas yang bertahan menekuni industri ini. Industri payung semakin menyusut. Kita berharap dengan adanya indutsri kreatif melalui Festival Payung, akan mengangkat kembali industri payung tradisonal, khususnya di Solo, dan umumnya di Indonesia antara lain payung Tasikmalaya, payung Bali, dsb..sekarang ini banyak sekali payung impor dari China, Spanyol, dan sebagainya membanjiri Indonesia. Ini menjadi tantangan dan peluang bagi industri kecil payung tradisional di Indonesia,” ujar Enny.

Sementara itu, selaku Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Kementerian Pariwisata, Ahman Sya, mengungkapkan payung mengiringi peradaban masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Ahman, Payung menjadi simbol perlindungan.

Lebih lanjut Ahman Sya mengungkapkan Kementerian Pariwisata menargetkan hingga tahun 2019 mendatang angka kunjungan wisata di Indonesia mencapai 20 juta wisatawan dan tahun 2015 nanti kunjungan wisatawan asing dari Tiongkok mencapai 2 juta orang.

Festival Payung Indonesia di Solo ini menggelar beragam kegiatan antara lain lomba desain payung, seni intalasi dari payung, pentas tari payung dari berbagai daerah, seni melukis payung, pentas busana dengan insiprasi dari payung, dan pendampingan pembuatan payung tradisional dari perwakilan sentra industri payung di Indonesia.

Dari pantauan di lokasi festival, Taman Balekambang Solo, ratusan payung warna-warni dipasang menghiasi pintu masuk hingga sebagian besar lokasi tersebut. Namun dari pengamatan, ratusan payung tersebut berangka besi, bukan bambu atau kayu, seperti yang dibuat oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM di berbagai sentra industri payung tradisional di berbagai daerah di Indonesia.

Pembukaan Festival Payung Indonesia di Solo dilakukan oleh Menteri Pariwisata, Arie Yahya.