Spanyol Kenalkan 'Cuti Iklim' untuk Pekerja Terdampak Bencana Cuaca

Hampir sebulan setelah banjir bandang, mobil-mobil yang rusak dikumpulkan di pinggiran kota di Paiporta, Valencia, Spanyol, 28 November 2024. (Eva Manez/REUTERS)

Menteri Ekonomi Carlos Cuerpo memperingatkan bahwa biaya dampak cuaca ekstrem bisa meningkat dua kali lipat pada 2050. Pemerintah juga mengonfirmasi bantuan baru senilai 2,3 miliar euro untuk korban banjir.

Pemerintah Spanyol, Kamis (28/11) menyetujui kebijakan "cuti iklim berbayar" hingga empat hari bagi para pekerja untuk menghindari perjalanan selama keadaan darurat cuaca, sebulan setelah banjir yang menewaskan 230 orang.

Langkah ini diambil setelah sejumlah perusahaan dikritik karena memerintahkan karyawan untuk tetap bekerja meskipun Badan Cuaca Nasional telah mengeluarkan peringatan merah saat bencana pada 29 Oktober lalu.

Perusahaan-perusahaan tersebut mengklaim bahwa otoritas gagal memberikan informasi yang memadai dan terlalu lambat dalam mengirimkan peringatan melalui telepon terkait salah satu banjir paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir di Eropa itu.

Kebijakan baru ini bertujuan untuk "mengatur sesuai dengan keadaan darurat iklim" sehingga "tidak ada pekerja yang harus mengambil risiko," kata Menteri Tenaga Kerja Yolanda Diaz kepada penyiar publik RTVE.

Jika otoritas darurat mengeluarkan peringatan bahaya, "Pekerja harus menahan diri untuk tidak pergi bekerja," tambah Diaz.

Pekerja juga bisa menggunakan mekanisme pengurangan jam kerja setelah periode empat hari tersebut, yang sudah berlaku untuk keadaan darurat lainnya, menurut pemerintah.

Menteri Ekonomi Carlos Cuerpo memperingatkan bahwa biaya dampak cuaca ekstrem bisa meningkat dua kali lipat pada 2050. Pemerintah juga mengonfirmasi bantuan baru senilai 2,3 miliar euro untuk korban banjir.
Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim akibat aktivitas manusia memicu peningkatan durasi, frekuensi, dan intensitas berbagai bencana alam. [th/ab]