Teknologi Robotik Bantu Penyandang Disabilitas Bergerak

Seorang penyandang disabilitas menggunakan lengan robotik yang bisa digunakan untuk memegang benda-benda (foto: ilustrasi).

Robot-robot dengan kerangka besi yang kaku digunakan untuk membantu orang lumpuh untuk berjalan dan memiliki aplikasi yang suatu hari bisa memungkinkan para tentara mendapat kekuatan tambahan di medan perang. Masalahnya perangkat itu tidak nyaman dan berat. Tapi para periset di Universitas Harvard sedang membuat perangkat yang lebih ringan dan fleksibel yang bisa bergerak dengan mudah dan tidak terlalu berat.

Tim Gatautis telah menggunakan kursi roda sejak mengalami cedera tulang belakang saat sedang berenang hampir sepuluh tahun lalu.

Kini Tim menjadi seorang peserta studi riset di Universitas Harvard. Dia menguji coba perangkat robotik baru yang bisa dikenakan, yang dirancang untuk merehabilitasi tangan dan lengan.

"Perangkat ini menginspirasi saya untuk keluar rumah dan mencoba hal-hal yang sebelumnya tidak pernah bisa saya lakukan," ujar Gatautis.

Conor Walsh adalah salah seorang periset pada Universitas Harvard. Dia menjelaskan tentang uji coba yang dilakukan Tim.

"Setiap pekan, kami menguji coba sarung tangan baru, sensor baru, sistem kontrol baru dan meminta masukan dari para peserta dalam studi ini untuk mengetahui apakah kami bergerak ke arah yang benar atau tidak," kata Walsh.

Dengan dukungan dari Yayasan Sains Nasional, perancang robot Conor Walsh dan sebuah tim berupaya membuat sebuah perangkat lentur yang bisa dikenakan yang dipasangi mikroprosesor.

Ketika seorang pasien lumpuh atau pasien stroke berusaha menggerakkan lengan mereka, mikroprosesor itu mendeteksinya dan sarung tangan yang lentur itu bertindak sebagai otot dan menambah tenaga pasien untuk menggerakkan lengan atau tangan mereka.

"Salah satu hal yang ingin kami lakukan adalah bagaimana memulihkan fungsi mereka supaya kita bisa membantu mereka lebih independen. Yang kami lakukan adalah menciptakan robot-robot yang sangat ringan dan dapat dikenakan yang bisa dikenakan sepanjang hari setiap hari," tambah Walsh.

Tantangannya adalah membuat robot-robot itu nyaman dikenakan dan mudah digunakan.

Robot-robot ini terlihat seperti baju selam, tapi ada semacam balon-balon kecil diantara lapisan dalam dan luar. Begitu dikenakan, perangkat itu diberi tiupan udara sehingga lapisan dalamnya melekat dengan kulit, sementara lapisan luarnya dibiarkan longgar untuk memungkinkan pergerakan.

Sementara itu seorang anggota tim sekaligus dokter Sabrina Paganoni sedang menguji coba perawatan baru bagi orang-orang yang mengidap penyakit otot degenartif atau ALS.

"Kebutuhan akan perangkat bantuan ini akan terus bertambah karena orang-orang akan hidup lebih lama, ini merupakan perkembangan baik. Tapi pada waktu yang sama, kita harus bisa memberi mereka bukan hanya umur yang lebih panjang, tapi lebih berarti dan lebih produktif," tukas Paganoni.

Perangkat-perangkat seperti ini merupakan kemajuan bagi orang-orang dengan disabilitas untuk meningkatkan kemampuan diri. (vm)