Teroris Tembak Mati Seorang Petani di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah

  • Yoanes Litha

Patroli rutin aparat TNI-POLRI di perkambungan dusun Ratalembah Tamanjeka, Desa Masani, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah dalam operasi Tinombala 2017. Operasi itu telah diperpanjang hingga 3 Oktober untuk menangkap 7 orang sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) , 3 Agustus 2017.

Satuan Tugas Operasi Tinombala Kamis sore dikerahkan ke Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah untuk melakukan pengejaran terhadap sisa kelompok teroris Santoso atau Mujahidin Indonesia Timur yang menembak mati seorang petani di kebunnya.

POSO - Kepolisian Sulawesi Tengah sejak Kamis sore (3/8) melakukan penambahan kekuatan di Kabupaten Parigi Moutong untuk mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur yang dilaporkan berada di wilayah itu.

Kelompok teroris itu telah menembak mati seorang petani bernama Simson alias Suju yang sedang berada di kebunnya di Desa Parigimpu. Korban dan seorang rekannya saat itu sedang mencari buah durian.

Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto mengatakan, korban ditembak bagian dada sebelah kiri ketika berupaya merampas senjata api salah seorang kelompok itu.

Ia menambahkan berdasarkan keterangan saksi yang identitasnya dirahasiakan, para pelaku diyakini sebagai sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menjadi target utama Operasi Tinombala 2017 di Poso. Sisa dari kelompok teroris itu diyakini masih memiliki setidaknya 2 pucuk senjata api jenis SS1 dan M16, serta 1 pucuk senjata api rakitan.

“Teroris Santoso? Iya betul. Jadi dengan identifikasi yang disampaikan saksi, kemudian dari Satgas Operasi Tinombala 2017 menunjukkan daftar DPO (Daftar Pencarian Orang) dari yang mereka lihat, mereka menyatakan sama. Jadi dugaan sementara sampai saat ini mengarah kepada sisa kelompok Santoso,” kata AKBP Hari.

Seorang tentara dalam Operasi Tinombala 2017 untuk menangkap teroris di Poso, Sulawesi Tengah, 3 Agustus 2017

Kemunculan kelompok itu ditanggapi oleh polisi dengan memperkuat pasukan yang dilibatkan dalam Satgas Tinombala dari Poso ke Kabupaten Parigi Moutong untuk melakukan penyekatan dan pengejaran, supaya kelompok itu tidak bisa kembali ke wilayah Kabupaten Poso. Polres Parigi Moutong juga diperintahkan meningkatkan patroli dan melindungi warga yang tinggal disekitar di kawasan pegunungan Pora, Desa Parigimpu . Warga dihimbau supaya tidak bermalam di kebun mereka.

Secara terpisah Kepala Pusat Penelitian Perdamaian dan Pengelolaan Konflik (P4K) Universitas Tadulako, Muhammad Marzuki mengatakan, polisi perlu menjelaskan kepada masyarakat ciri dan karakter kelompok radikal yang datang dari luar, sehingga masyarakat dapat mewaspadai dan melaporkan kepada polisi bila melihat orang yang mencurigakan di lingkungan mereka.

“Harus ada sosialisasi, harus ada dialog-dialog yang dilakukan oleh polisi bagaimana membangun mekanisme, pola hubungan antar masyarakat dengan polisi, sehingga bisa menangkal kelompok-kelompok radikal yang datang. Masyarakat kadang-kadang tidak punya pengetahuan tentang apa karakter, ciri dari kelompok-kelompok yang kemudian kita label sebagai kelompok radikal itu,” kata Muhammad Marzuki.

Muhammad Marzuki berharap polisi di Sulawesi Tengah juga melakukan pengamanan untuk mencegah masuknya kelompok-kelompok radikal dari luar Sulawesi Tengah karena adanya lima orang anggota kelompok teroris Poso yang diketahui berasal dari Bima Nusa Tenggara Barat.