Thailand Bersiap Peringati 40 Tahun Peristiwa Pembantaian Berdarah

Aktivis demokrasi Hong Kong, Joshua Wong menunjukkan surat penolakan memasuki Thailand dari Dinas Imigrasi Thailand, setiba di bandara Hong Kong, Rabu (5/10).

Di Bangkok sebelum subuh, Kamis (6/10), para aktivis dan mantan mahasiswa akan memberikan sedekah mereka ke para biksu, sebuah gerakan yang ditujukan untuk mengenang puluhan pelajar yang tewas dan terluka dalam pembantaian berdarah yang dilakukan pihak berwenang dan kelompok sayap kanan pada 6 Oktober 1976.

Peringatan 40 tahun tragedi berdarah, yang banyak dianggap sebagai momen paling kelam dalam sejarah politik Thailand moderen, ini mencakup konferensi dan pertunjukan seni budaya, dan berlangsung di tengah sensitivitas politik yang meningkat di Thailand di bawah pemerintahan militer yang berkuasa sejak Mei 2014.

Secara keseluruhan,pemerintah militer mengizinkan berlangsungnya hampir semua kegiatan terkait peringatan itu, meskipun melakukan pengawasan ketat. Namun pihak berwenang di salah satu bandara internasional di Bangkok, Rabu (5/10) menghalangi kedatangan aktivis demokrasi Hong Kong Joshua Wong.

Pandit Chanrochanakil, seorang pakar politik di Universitas Chulalongkorn, mengatakan, tindakan pihak berwenang menghalangi Wong menghadiri sebuah konferensi, mengecewakan.

“Pagi ini tindakan pihak berwenang Thailand yang menahan Joshua Wong, yang diundang untuk berbicara di Universitas Chulalongkorn besok, sangat mengecewakan karena ia adalah orang yang ditunggu-tunggu untuk menceritakan apa yang dapat kami lakukan dalam situasi seperti sekarang bagi demokrasi,” kata Pandit.

Amnesty International mengatakan, penahanan Wong menegaskan keinginan pemeriontah Thialand untuk menindas hak kebebasan berpendapat. Amnesty juga mengatakan, tindakan itu membangkitkan kekhawatiranmengenai pengaruh China terhadap pemerintah Thailand. [ab/as]