Tim SAR di wilayah tengah China, Rabu (8/7), sedang mencari sembilan orang yang dinyatakan hilang akibat tanah longsor yang dipicu banjir.
Bencana itu menghantam Kabupaten Huangmei di Provinsi Hubei sekitar pukul 4 pagi waktu setempat. Menurut tim SAR, sejauh ini 40 orang telah diselamatkan dan dipindahkan ke tempat penampungan.
Banjir tahunan pada musim panas ini terjadi sewaktu China tampaknya meraih kemenangan sementara atas wabah virus corona yang diyakini berasal dari ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan. Banjir telah mengakibatkan lebih dari 120 orang tewas atau hilang di sejumlah provinsi.
Televisi pemerintah, CCTV, menayangkan video yang menunjukkan beberapa kota terendam air di beberapa kawasan di Provinsi Anhui. Ketinggian air di atas tingkat mengkhawatirkan di 19 sungai, lima danau dan lebih dari 400 waduk di Anhui.
Hampir 30.000 orang dievakuasi di kota Huanggang, Hubei, setelah air mulai meluap dari sebuah waduk sehingga memaksa para petugas penanganan keadaan darurat menggali saluran untuk melepas kelebihan air.
Banjir itu memaksa penjadwalan ulang ujian masuk perguruan tinggi yang seharusnya berlangsung empat hari berturutan. Ujian itu sendiri telah ditunda selama sebulan karena wabah virus corona.
Anhui dan Hubei tampaknya merupakan dua provinsi yang paling terdampak buruk pada musim hujan tahun ini. Kerugian fisik akibat banjir diperkirakan mencapai ratusan juta dolar, sehingga makin menekan ekonomi nasional yang masih berusaha bangkit setelah terpuruk akibat kebijakan penutupan wilayah terkait virus corona dan tutupnya pasar-pasar di luar negeri. [ab/uh]