Tiongkok akan Terus Lanjutkan Pembangunan Energi Nuklirnya

Seorang polisi khusus berjaga-jaga di tempat pembangunan PLTN Sanmen di Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur, Rabu (16/3).

Para pemimpin Tiongkok bertekad untuk terus melanjutkan rencana energi nuklir ambisius mereka, terlepas dari krisis nuklir yang terjadi di Jepang.

Imipan nuklir Tiongkok jelas. Sekarang sudah ada 13 reaktor nuklir yang beroperasi di Tiongkok. Asosiasi Nuklir Dunia pekan lalu mengatakan Tiongkok memiliki lebih dari 25 reaktor nuklir yang sedang dalam tahap pembangunan, dan akan membangun lebih banyak reaktor lagi.

Menyusul bencana di Jepang, kantor berita Xinhua mengatakan Tiongkok menangguhkan izin pembangunan pembangkit nuklir baru supaya pemerintah dapat merevisi standar keamanan dan melakukan pemeriksaan keamanan di pembangkit nuklir yang sudah ada.

Namun, dalam satu-satunya komentar publik dan resmi sejauh ini, Wakil Menteri Perlindungan Lingkungan Hidup Zhang Lijun mengatakan Tiongkok akan mempertahankan kebijakan energi nuklirnya secara keseluruhan. Ia berbicara kepada para wartawan di sela-sela sidang tahunan Kongres Rakyat Nasional, sehari setelah gempa bumi Jepang melanda.

Zhang mengatakan Tiongkok dapat mengambil pelajaran dari Jepang, tetapi tidak akan mengubah rencananya untuk mengembangkan tenaga nuklir.

Tenaga nuklir sekarang hanya memenuhi sekitar satu persen dari produksi energi Tiongkok, tetapi rencana lima tahun yang disetujui baru-baru ini akan meningkatkan energi nuklir empat kali lipat menjelang tahun 2015.

Shi Dinghuan, penasehat energi Dewan Negara, yang merupakan Kabinet Tiongkok, mengatakan krisis nuklir Jepang akan menarik perhatian Tiongkok terhadap isu standar keamanan nuklir. Tetapi, ia mengatakan Tiongkok tidak akan mengubah kebijakan keseluruhanan atau arah strategisnya "hanya karena bencana alam besar di negara lain."

Shi mengatakan Amerika juga mengumumkan kebijakannya untuk mengembangkan tenaga nuklir tidak berubah.

Ia menganjurkan upaya-upaya yang lebih besar untuk mengembangkan energi yang dihasilkan dari sumber-sumber baru, seperti angin dan matahari. Tetapi, ia yakin tenaga nuklir harus tetap berada dalam pasokan energinya, terutama karena permintaan energi Tiongkok akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Fasilitas-fasilitas nuklir yang dibangun di Tiongkok menggunakan teknologi baru yang diharapkan para pejabat akan lebih aman daripada teknologi yang digunakan di Jepang.

Wakil Presiden Korporasi Tenaga Nuklir Tiongkok Liu Wei mengatakan minggu lalu Tiongkok dapat membangun fasilitas tenaga nuklir lebih cepat daripada Jepang. Dia mengatakan satu alasannya adalah karena di Tiongkok, para pejabat tidak mendapat tentangan dari masyarakat setempat.