Beijing Hadapi Pilihan Sulit Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

Perdana Menteri Wen Jia Bao minta maaf kepada publik karena tidak cukup cepat mengambil langkah-langkah untuk mendorong reformasi ekonomi di Tiongkok (foto: dok).

Menurut Bank Dunia, tanpa melakukan perubahan drastis, pertumbuhan tahunan Tiongkok bisa menyusut hanya tumbuh pada kisaran 5 persen tahun 2015.
Model ekonomi Tiongkok yang berhasil menciptakan pertumbuhan dua digit selama tiga dekade kini sudah kehabisan energi dan pemimpin negara ini yang berikutnya menghadapi pilihan yang sulit untuk mempertahankan pertumbuhan. Tetapi sepertinya mereka tidak punya langkah ambisius, dan mereka masih harus mengatasi kepentingan orang-orang dalam yang didukung oleh petinggi Partai Komunis.

Kalau tidak ada tindakan drastis kerugiannya besar. Menurut Bank Dunia, tanpa melakukan perubahan pertumbuhan tahunan Tiongkok bisa menyusut menjadi sekitar 5 (lima) persen pada tahun 2015, angka pertumbuhan yang "sangat rendah" bagi standar Tiongkok yang biasa tumbuh di atas 10 persen per tahun.

Penasihat pemerintah Tiongkok sendiri mengatakan Tiongkok perlu menggalakkan industri jasa dan belanja konsumen, beralih dari ketergantungan pada ekspor dan investasi. Hal ini membutuhkan penyediaan peluang untuk wirausaha dan memaksa perusahaan pemerintah bersaing. Bank pemerintah juga harus memberi lebih banyak pinjaman kepada bisnis swasta yang kekurangan kredit.

Rencana pembangunan lima tahun partai menjanjikan reformasi secara garis besarnya. Perdana Menteri Wen Jiabao minta maaf dalam sebuah konferensi pers pada Maret karena tidak cukup cepat bergerak dan berjanji akan mengambil tindakan lebih cepat.

Tetapi banyak perubahan menghadapi penentangan dari faksi paling berpengaruh di Tiongkok, yakni perusahaan pemerintah, sekutu mereka dalam partai, birokrat dan pemimpin lokal.