Presiden AS Donald Trump hari Senin (23/7) menyatakan "sangat senang" dengan laju perundingan yang sedang berlangsung dengan Korea Utara untuk mengakhiri program senjata nuklir negara itu, menyangkal laporan berita yang bertentangan.
"Korea Utara belum meluncurkan satu roketpun dalam 9 bulan. Demikian pula tidak ada Uji Nuklir. Jepang senang, semua Asia senang," kata Trump di Twitter.
"Tapi Berita Palsu , tanpa menanyakannya kepada saya (selalu sumber anonim) mengatakan saya marah karena perundingan tidak berlangsung cukup cepat. Salah, sangat senang!"
A Rocket has not been launched by North Korea in 9 months. Likewise, no Nuclear Tests. Japan is happy, all of Asia is happy. But the Fake News is saying, without ever asking me (always anonymous sources), that I am angry because it is not going fast enough. Wrong, very happy!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 23, 2018
Sehari setelah KTT-nya di Singapura bulan lalu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang menyerukan denuklirisasi semenanjung Korea, Trump mentweet, "Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara."
Just landed - a long trip, but everybody can now feel much safer than the day I took office. There is no longer a Nuclear Threat from North Korea. Meeting with Kim Jong Un was an interesting and very positive experience. North Korea has great potential for the future!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 13, 2018
Tetapi kesepakatan mereka tidak memuat rincian mengenai kapan atau bagaimana Korea Utara akan meninggalkan program senjata nuklirnya atau menutup fasilitas nuklirnya.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, baru-baru ini bertemu dengan para pejabat Korea Utara di Pyongyang untuk melakukan pembicaraan lebih jauh, tetapi tampaknya tidak banyak mencapai kemajuan. Beberapa diplomat mengatakan Korea Utara membatalkan pertemuan dan gagal mempertahankan komunikasi mendasar dengan AS.
Sebagaimana yang dilakukannya hari Senin, Trump sebelumnya secara terbuka mengaku puas atas laju perundingan dengan Korea Utara. Pekan lalu ia mengatakan "tidak terburu-buru" menyelesaikan pembicaraan dengan Korea Utara karena sanksi ekonomi AS dan PBB terhadap Korea Utara tetap berlaku.
Hari Senin, Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan, "Komunitas internasional tidak bisa melonggarkan tekanan" sampai Korea Utara mengakhiri program senjata nuklirnya. [my]