Presiden AS Donald Trump telah menyatakan dia "tidak pernah bekerja untuk Rusia," beberapa hari setelah media berita mengemukakan dia mungkin berhutang budi dengan Rusia dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Bantahan Trump kepada wartawan pada hari Senin (14/1) adalah tanggapan terhadap artikel New York Times yang diterbitkan Jumat malam bahwa FBI telah membuka penyelidikan kontra-intelijen mengenai apakah ia bertindak sebagai agen Rusia ketika ia memecat James Comey sebagai direktur FBI pada Mei 2017.
Presiden Trump Senin dengan tegas membantah bahwa dia pernah bekerja untuk Rusia, setelah tampaknya tidak langsung menjawab pertanyaan Fox News dalam wawancara yang disiarkan hari Minggu.
Your browser doesn’t support HTML5
“Saya tidak pernah bekerja untuk Rusia dan kalian lebih tahu jawaban itu dari siapa pun. Bukan hanya saya tidak pernah bekerja untuk Rusia, saya pikir memalukan bahwa kalian masih mengajukan pertanyaan itu. Karena itu semua berita bohong yang keterlaluan,” kata President Donald Trump.
Bantahan keras Presiden Trump muncul sebagai tanggapan terhadap laporan New York Times bahwa FBI mulai menyelidiki apakah Presiden bekerja atas nama Rusia yang bertentangan dengan kepentingan Amerika setelah ia memecat Direktur FBI James Comey pada 2017.
Harian Washington Post juga melaporkan presiden itu diduga menyembunyikan rincian pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa pertemuan dan melakukannya dengan sengaja.
Keengganan presiden untuk mengkritik pemimpin Rusia dan investigasi terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 untuk membantu Donald Trump memenangkan kursi kepresidenan kembali menarik perhatian setelah laporan media terbaru itu.
.
Kalangan Demokrat juga telah mempertanyakan alasan keputusan pemerintahan Trump baru-baru ini untuk menarik pasukan AS dari Suriah yang merupakan sekutu Rusia dan mencabut sanksi yang dijatuhkan pada beberapa perusahaan Rusia.
Gedung Putih mengatakan telah bersikap lebih keras terhadap Rusia dibanding presiden-presiden sebelumnya dan telah memberlakukan 272 sanksi "terkait Rusia". Gedung Putih kemudian mengecam sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya dalam komunitas intelijen yang membocorkan informasi ke media. [as]