UNICEF Prihatin Atas Keputusan Australia Pindahkan Pencari Suaka

  • Ron Corben

Menteri Imigrasi Scott Morrison menandatangani dokumen bersama Menteri Dalam Negeri Kamboja Sar Kheng mengenai pemindahan pengungsi di Phnom Penh, September 2014.

Kekhawatiran UNICEF itu muncul di tengah meningkatnya protes-protes pengungsi di Nauru.

Dana Anak-anak PBB (UNICEF) prihatin atas keputusan Australia untuk memindahkan para pencari suaka yang ditahan di Pulau Nauru di Pasifik ke Kamboja, setidaknya mulai Senin.

Kelompok pertama pengungsi yang mencari suaka di Australia mungkin akan dipindahkan ke Kamboja dalam beberapa hari ke depan, berdasarkan perjanjian yang disepakati negara-negara itu tahun lalu.

Perjanjian itu menyerukan Kamboja untuk menerima para pengungsi itu dengan imbalan bantuan senilai US$35 juta dan mencerminkan pendekatan Australia yang lebih tegas terhadap para pencari suaka dan pengungsi dalam beberapa tahun ini, yang bertujuan untuk mencegah kedatangan kapal-kapal dan penyelundupan manusia.

Tetapi program itu dikecam oleh kelompok-kelompok HAM dan Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi. Dana Anak-anak PBB mengatakan Kamboja dan Australia telah mengesampingkan hak anak-anak.

“Cukup jelas bagi kami; baik Australia dan Kamboja sama-sama menandatangani konvensi hak-hak anak yang mengikat negara-negara yang menandatanganinya, bahwa dalam segala tindakan yang mereka ambil mereka wajib memprioritaskan kepentingan terbaik anak-anak," ujar Chris de Bono, juru bicara regional UNICEF.

Berdasarkan perjanjian itu, Australia untuk sementara akan mendanai biaya akomodasi dan relokasi para pengungsi yang bersedia pindah ke Kamboja secara sukarela selama setidaknya setahun, lalu akan memberikan bantuan pada kasus tertentu. Australia telah menawarkan untuk menyediakan asuransi kesehatan selama lima tahun.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, telah membela program relokasi itu untuk meredam kekhawatiran di dalam negeri mengenai dampak sosial dan ekonominya. Tetapi juru bicara UNICEF de Bono mengatakan kedua pemerintahan perlu mengatasi isu-isu kesejahteraan, terutama yang dihadapi anak-anak.

“Ada kekhawatiran soal hak-hak anak. Konvensi itu mengatur bahwa apabila pemerintah mengambil langkah yang berdampak pada seorang anak – pemerintah bertanggungjwab untuk menjamin agar hak-hak anak menjadi bagian dari diskusi dan mereka dihormati dalam proses itu," ujarnya.

Sebuah laporan terbaru Australia oleh mantan komisioner integritas, Philip Moss, mengenai kondisi di pusat yang didanai Australia di Nauru itu, sangat penting dan merincikan dugaan perkosaan dan kekerasan, melukai diri sendiri di kalangan anak-anak, dan memberikan layanan seksual demi narkoba.

Laporan serupa mengenai mencederai diri sendiri datang dari sebuah pusat tahanan pencari suaka di Darwin, termasuk beberapa upaya bunuh diri. Dalam beberapa hari mendatang, setidaknya mulai Senin, sebuah pesawat sewaan diperkirakan akan terbang dari Nauru mengangkut sekitar 10 pengungsi yang akan dimukimkan kembali ke Kamboja.