Upaya Denuklirisasi Korut dan Iran akan Jadi Fokus Pemerintah AS

  • Robert Raffaele

Presiden AS Donald Trump mengecam perjanjian nuklir dengan Iran.

Upaya Amerika mendenuklirisasi Korea Utara dan Iran diyakini akan menjadi sorotan dalam beberapa pekan mendatang, terkait semakin dekatnya tenggat yang memungkinkan Washington menarik diri dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran. Washington juga menyiapkan pertemuan puncak dentang pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang menurut Presiden Donald Trump dapat berlangsung seawal bulan Juni.

Presiden Donald Trump telah berulang kali mengecam perjanjian nuklir Iran yang ditandatangani tahun 2015. Pekan ini di Gedung Putih, nada pernyataan Trump tidak berbeda.

"Ini gila, ini tidak masuk akal, ini seharusnya tidak pernah ditandatangani,” tandas Trump.

Trump menepiskan pernyataan seorang wartawan bahwa Iran mungkin siap memulai kembali program nuklirnya.

"Mereka tidak akan memulai kembali apapun. Kalau mereka melakukannya, mereka akan menghadapi masalah besar, jauh lebih besar dari sebelumnya. Catat kata-kata saya ini,” tegasnya.

Pernyataan Trump dikeluarkan sementara tenggat 12 Mei kian dekat. Itu adalah tanggal sanksi Amerika terhadap Iran akan berlaku kembali, jika Trump tidak menangguhkannya.

Dalam program VOA "Plugged in with Greta Van Susteren," Senator Amerika Robert Menendez mengatakan pemerintahan Trump akan mengambil risiko besar jika memutuskan untuk kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran.

"Bagaimana Iran akan menanggapinya? Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan memberlakukan kembali sanksi? Apakah kita akan berdiri sendiri dan terisolasi? Bagaimana hal itu akan meningkatkan keamanan kita?,” kata Menendez.

Menendez mengatakan Iran harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan transparansi, termasuk mengizinkan tim pemeriksa mengunjungi instalasi militernya. Namun ia menegaskan Washington seyogyanya tidak bertindak secara sepihak kalau ingin Iran mengubah perilakunya.

"Ada pekerjaan yang perlu dilakukan terkait kesepakatan itu, tetapi ketika Iran mengatakan mereka tidak akan mau merundingkan ulang apapun, itu karena mereka yakin hanya Amerika yang menentang dan akan mundur. Mereka yakin Eropa tidak akan menarik diri, mereka yakin Rusia dan China tidak akan menarik diri. Kita tidak boleh membiarkan Iran memecah belah koalisi,” tambah Menendez.

Tenggat itu kian mendekat sementara Gedung Putih bersiap-siap menghadapi pertemuan puncak Amerika-Korea Utara dalam rangka mengekang program nuklir Pyongyang.

Pekan ini, Presiden Trump mengatakan sebegitu jauh pemimpin Korea Utara Kim Kong Un berperilaku terbuka dan bermartabat.

Dunia juga akan memantau dengan seksama serangkaian perundingan yang berlangsung pekan ini pada waktu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu dengan Kim Jong Un di Panmunjom, sebuah desa kecil di zona demiliterisasi, dalam pertemuan puncak kedua negara yang pertama dalam lebih dari satu dasawarsa. [ds]