Upaya Pencarian Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air Terus Berlangsung

  • Fathiyah Wardah

Anggota tim penyelamat bersiap untuk mencari korban selamat dari penerbangan Lion Air JT 610, yang jatuh ke laut, di pelabuhan Jakarta pada 29 Oktober 2018.

Lebih dari 350 personel tim gabungan dikerahkan untuk menemukan dan mengevakuasi penumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin pagi. Sejauh ini sejumlah serpihan pesawat dan barang-barang milik penumpang pesawat Lion Air JT-610 itu telah ditemukan.

Dalam konferensi pers di Kantor Basarnas di Jakarta, Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengatakan sudah mengerahkan 150 personel Basarnas dan mendapatkan tambahan 150 personel TNI/Polri.

"Tim penyelamnya dari Basarnas, kita sudah mengerahkan 30 personel, kemudian dari Kopaska tadi dilaporkan sudah ada juga. Kemudian juga dari polisi dan dari lain sebagainya. Sampai saat ini belum ada, baru bagian-bagian kecil saja yang baru kita temukan," jelas Nugroho Budi Wiryanto.

Sejauh ini, lanjutnya, tim di lapangan telah menemukan sejumlah SIM, KTP, paspor, KTA, kartu BPJS, buku tabungan dan sejumlah barang seperti dompet, tas serta beberapa bagian pesawat.

Meskipun menemukan beberapa paspor, kata Nugroho Budi, pihaknya belum dapat memastikan ada tidaknya warga negara asing yang menjadi penumpang pesawat Lion Air JT610. Sehubungan dengan ada atau tidaknya WNA dalam pesawat tersebut, Lion Air yang akan memberitahu dan memastikannya.

Direktur Utama Lion Air Edward Sirait mengatakan terlalu dini untuk menduga penyebab kecelakaan. Namun dia menegaskan bahwa pesawat Lion Air JT610 dalam keadaan layak terbang dan sudah diperiksa. Memang pernah ada masalah teknik, lanjutnya, tetapi sudah ditangani dengan baik.

Hingga saat ini Lion Air baru mengidentifikasi dua warga negara asing dalam pesawat itu. Mereka warga negara India dan Italia.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pesawat Lion Air yang jatuh di sekitar Karawang, Jawa Barat adalah pesawat baru.

Pesawat JT 610 yang jatuh ini, tambahnya, merupakan pesawat seri 737 terbaru yakni Boeing 737 Max 8. Pesawat ini baru dioperasikan Lion Air sejak 15 Agustus 2018 dan baru menjalani kurang lebih 800 jam penerbangan.

Menurut Soerjanto, yang menjadi prioritas lembaganya saat ini adalah mendapatkan black box atau kotak hitam pencatat penerbangan.

"Kami sedang mengumpulkan data-datanya sebanyak mungkin, apa saja yang bisa kita dapatkan termasuk informasi. Kita lagi kumpulkan semua data termasuk data komunikasi dengan menara pengawas . Semuanya kita kumpulkan nanti kita pelajari. Karena pesawatnya masih baru kita harapkan black box-nya bisa kita temukan segera dan kita juga ingin membuka sesegera mungkin apa yang menyebabkan kira-kira pesawat ini mengalami kecelakaan," kata Soerjanto.

Pesawat Lion Air dengan registrasi PK-LQP nomor penerbangan JT610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di sekitar Karawang, Jawa Barat sekitar pukul 6.50 pagi, beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Pesawat membawa 178 penumpang dan pilot dan co pilot, enam awak kabin dan tiga pramugari yang sedang menjalani pelatihan.

Dua puluh penumpang pesawat Lion Air JT610 di antaranya adalah pegawai Kementerian Keuangan. [fw/uh]