Sejak WHO mengumumkan virus Zika yang ditularkan nyamuk sebagai kondisi darurat bagi kesehatan masyarakat para ilmuwan mengaitkannya dengan kelumpuhan dan infeksi otak pada orang dewasa tapi virus itu juga menyebabkan dampak mengerikan pada janin.
Sebuah studi pada rumah sakit John Hopkins di kota Baltimore, Maryland, menunjukkan bahwa virus Zika menginfeksi dan membunuh sel-sel yang membentuk otak.
Studi lainnya yang melibatkan perempuan hamil di Brazil menunjukkan ketidak normalan pada 29% janin perempuan yang positif terkena virus Zika dan menjalani pemeriksaan ultrasound.
Dr. Anthony Fauci dari Lembaga Kesehatan Nasional mengatakan angka itu sangat memprihatinkan.
"Kami hampir pasti ada bentuk-bentuk abnormal yang lebih kecil yang tidak terdeteksi oleh ultrasound. Jadi, saya kira dampaknya pada janin akan lebihtinggi daripada hanya 29%," ungkap Fauci.
Abnormalitas ini termasuk penglihatan yang buruk, tuli, intelek yang rendah dan lebih banyak lagi, yang akan berdampak bahkan pada bayi-bayi yang tampak lahir normal.
Saran Dr. Fauci tidak banyak memberi harapan khususnya bagi perempuan miskin di Amerika Latin dan Karibia.
"Jangan (sampai) kena infeksi. Lakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi. Itu cara terbaik untuk mencegahnya," kata Fauci.
Tapi saat ini belum ada vaksin. Meskipun penelitian mengalami kemajuan pesat, masih dibutuhkan waktu dua sampai tiga tahun sebelum vaksin tersedia. Satu-satunya cara lain untuk melindungi diri dari virus itu adalah dengan menggunakan celana panjang dan baju lengan panjang, menggunakan semprotan nyamuk dan membunuh nyamuk serta telurnya.
Masalah lainnya adalah dana. Kongres AS belum memberikan dana tambahan untuk melanjutkan riset mengenai Zika. Tanpa pendanaan, tugas ini akan melamban bahkan berhenti. [my/ii]