Pejabat-pejabat kota di Harare, Zimbabwe, telah diberi peringatan untuk membersihkan jalan-jalan sementara penduduk mengalami wabah kolera yang meluas.
Wabah yang melanda seluruh negeri merenggut nyawa, baik orang muda maupun tua. Tercatat 8.087 kasus dugaan kolera dan 1.241 kasus yang dikonfirmasi laboratorium pada 19 November, menurut kementerian kesehatan. Kementerian itu mengatakan pihaknya telah mencatat 152 orang yang diduga meninggal akibat penyakit kolera dan 51 orang yang dikonfirmasi laboratorium pada periode yang sama.
Meskipun penyakit ini telah surut dalam beberapa bulan terakhir, penyakit ini kembali muncul belakangan ini. Negara di Afrika bagian selatan yang berpenduduk 15 juta jiwa ini telah mencatat lebih dari 500 kasus dalam seminggu sejak akhir Oktober, “menandai angka tertinggi” yang tercatat sejak Februari, kata Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, atau IFRC, dalam seruan daruratnya bulan ini.
BACA JUGA: Bantuan Internasional Bantu Mozambik Atasi KoleraKolera adalah penyakit yang menular melalui air. Mengonsumsi makanan atau air yang tercemar kolera bisa membunuh dalam beberapa jam jika tidak ditangani, menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Infeksi ini sangat mematikan, meskipun dapat dengan mudah diobati, termasuk dengan rehidrasi oral.
WHO pada Februari memperingatkan bahwa kasus-kasus kolera di Afrika meningkat luar biasa di tengah lonjakan global. Menurut Badan Kesehatan Dunia PBB tersebut mengatakan bahwa 21% kasus kolera dan 80% kematian yang tercatat di seluruh dunia dari 2014 hingga 2021, terjadi di Afrika.
Di Zimbabwe, wabah kolera terjadi di 10 provinsi, kata Menteri Kesehatan Douglas Mombeshora kepada wartawan, Minggu, di satu klinik di Kuwadzana, salah satu kota dengan banyak kasus kolera. [ka/ab]