Pernyataan Gedung Putih mengatakan Biden dan Poroshenko berbicara melalui telepon dan “mengutarakan keprihatinan mendalam atas peningkatan pertempuran belakangan ini di Ukraina timur, di mana pelanggaran gencatan senjata oleh pasukan gabungan Rusia-separatis mencapai tingkat paling tinggi sejak tahun 2015, dan sering menggunakan senjata berat.”
Gedung Putih mengatakan, Biden menyampaikan bahwa Amerika Serikat telah mengirim pesan kepada Rusia bahwa dunia sedang memperhatikan dan menekankan perlunya meredakan keadaan.” Gedung Putih mengatakan wakil presiden juga mendesak Ukraina agar “menunjukkan pengekangan diri.”
Biden dan Poroshenko juga menyatakan lagi perlunya penyelesaian diplomatik dan politik atas konflik melalui pelaksanaan penuh persetujuan Minsk oleh semua pihak.
Para pejabat Ukraina mengatakan hari Kamis (19/8) separatis pro-Rusia “telah melancarkan lebih dari 500 tembakan mortir dan lebih dari 300 tembakan artileri lainnya terhadap kedudukan-kedudukan Ukraina di Ukraina timur, menewaskan paling sedikit tiga tentara Ukraina dan melukai enam lainnya.
Poroshenko memperingatkan hari Kamis negaranya tidak menutup kemungkinan pemberlakuan undang-undang darurat atau gelombang baru pengerahan militer kalau pertempuran berlanjut.
Rusia baru-baru ini menuduh pasukan militer dan intelijen Ukraina merencanakan serangan di daerah Krimea yang dicaplok Rusia.
Para pejabat Ukraina membantah tuduhan itu, dan mengatakan Kremlin kemungkinan akan menggunakannya sebagai dalih untuk peningkatan besar konflik yang sudah berlangsung dua tahun di Ukraina timur. [gp]