Warga San Francisco Mogok Kerja Memprotes Ketidaksetaraan Ras

  • Associated Press

Aksi demonstrasi untuk memprotes ketidaksetaraan ras di Market Street, San Francisco (foto: dok/AP)

Ratusan pekerja berkumpul dan berunjuk rasa pada awal minggu ini di luar Gedung Balai Kota San Fransisco, memprotes rasisme sistemik dan ketidaksetaraan ekonomi. Gerakan tersebut bergabung dengan demonstrasi di seluruh negara guna menuntut perbaikan perlakuan terhadap warga kulit hitam di tempat kerja mereka.

Pihak penyelenggara berharap upaya tersebut akan berkembang menjadi sebuah pemogokan dan mengilhami puluhan ribu orang lainnya untuk ikut mogok kerja dan bergabung dengan gerakan ini.

Namun dukungan yang nampak, sebagian besar berbentuk protes yang lebih kecil, dari karyawan yang bekerja di bidang kesehatan, transportasi dan layanan makanan. Pekerjaan mereka tidak memungkinkan mereka untuk bekerja dari rumah selama pandemi virus corona.

“Rasisme secara struktural ini sangat jelas. Kita semua mengetahui bahwa mereka yang paling terkena dampak Covid ini adalah orang-orang kulit hitam, coklat (atau sawo matang) dan keturunan Asia. Kami juga tahu bahwa pihak kepolisian selalu bertindak sewenang-wenang terhadap orang kulit hitam. Kini polisi sekaligus hendak berperan sebagai hakim, juri dan penyelenggara hukuman,” jelas Theresa Rutherford, wakil ketua salah satu perwakilan lokal serikat pekerja layanan jasa di kota San Fransisco.

Tulisan raksasa "Black Lives Matter" di dekat Balai Kota San Francisco, California (foto: dok).

Aksi protes yang dijuluki “The Strike for Black Lives” atau “Pemogokan Demi Pembelaan Warga Kulit Hitam” ini diselenggarakan oleh sejumlah serikat buruh serta organisasi sosial dan keadilan rasial, yang telah merencanakan sejumlah aksi unjuk rasa di lebih dari dua-puluh kota di Amerika.

Honey Mahogany, salah satu anggota dari serikat buruh tersebut, prihatin dengan masalah ini. “Serikat buruh kami mewakili banyak orang kulit berwarna yang tinggal dan bekerja di kota San Fransisco. Jadi pada masa ketika negara kita sedang memperjuangkan nasib warga kulit hitam yang penting ini dan pada saat kami sedang menyusun anggaran, kami memprioritaskan komunitas Amerika keturunan Afrika,” jelasnya.

"Kita harus mengakui bahwa banyak komunitas Amerika keturunan Afrika bekerja di gedung Balai Kota ini dan jangan sampai lapangan pekerjaan mereka dihilangkan,” imbuh Mahogany.

Pihak penyelenggara mengatakan, dalam keadaan dimana pengunjuk rasa tidak mungkin mogok kerja sepanjang hari, para peserta bergantian melakukan protes pada waktu istirahat makan siang, atau ikut serta mengheningkan cipta untuk mengenang warga kulit hitam yang tewas akibat tindak kekerasan pihak kepolisian.

Phelicia Jones, salah satu anggota serikat pekerja layanan jasa di kota San Fransisco, mengatakan, “Kami adalah pekerja dengan upah terendah. Belum ada tindakan apapun untuk melindungi warga kulit hitam yang sering dipecat lebih dahulu kalau ada PHK, demikian pula dengan masa percobaan pegawai kulit hitam yang acap kali berlangsung lebih lama. Mereka juga belum melakukan apa-apa terkait tingginya PHK berdasarkan alasan kesehatan.”

Your browser doesn’t support HTML5

Warga San Francisco Mogok Kerja Memprotes Ketidaksetaraan Ras


Di kota San Fransisco, anggota Service Employees International Union, atau serikat internasional bagi para pekerja layanan jasa, mengatakan bahwa mereka memprotes pemutusan hubungan kerja yang dikhawatirkan akan diberlakukan bagi para pegawai pemerintahan kota tersebut di tengah berlangsungnya negosiasi anggaran, yang menurut para anggota serikat akan berdampak besar pada warga kulit berwarna. [ary/es]