Penduduk di sekitar ladang minyak Palouch dan Melut, di Sudan Selatan di negara bagian Upper Nil hari Rabu (26/8) berdemonstrasi untuk hari ketiga berturut-turut menentang pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan minyak.
Para pengunjuk rasa sekurangnya memblokir dua perusahaan minyak dan menutup jalan serta lapangan terbang di Palouch.
Pengunjuk rasa Thon Beny Thon, yang tinggal di Palouch, mengatakan kepada VOA, perusahaan minyak telah mencemari tanah di dekatnya dengan air limbah beracun dan bahan kimia. Ia juga mengatakan demonstran menuduh pemerintah dan perusahaan minyak gagal memenuhi komitmen mereka untuk menginvestasikan kembali sebagian pendapatan minyak untuk meningkatkan infrastruktur lokal dan membersihkan lingkungan.
“Warga seharusnya mendapat manfaat dari minyak yang diproduksi di daerah mereka, itu hak mereka," kata Thon. Sejak 1997 — sudah lebih dari 20 tahun sekarang, minyak dibor, tetapi tidak ada sekolah yang baik, tidak ada sekolah, air bersih, tidak ada jalan, tidak ada rumah sakit dan tidak ada hal yang baik untuk penduduk. Lingkungan tercemar, menyebabkan begitu banyak komplikasi kesehatan, "kata Thon, yang menyebut meningkatnya lahir cacat dan keguguran di kalangan perempuan setempat karena polusi.
Laporan Associated Press bulan Februari mengutip empat laporan lingkungan yang mengatakan industri minyak Sudan Selatan menyisakan ratusan lubang limbah terbuka dimana air dan tanah terkontaminasi bahan kimia beracun dan logam berat termasuk arsen, merkuri, dan mangan.
Laporan itu juga memuat laporan tentang kelahiran cacat yang “mengkhawatirkan”, keguguran dan masalah kesehatan lainnya di antara penduduk di daerah Palouch. [my/ii]