Seorang tentara Yordania yang membunuh tujuh siswi Israel ketika kelas mereka sedang berkunjung ke negara itu, dibebaskan Minggu (12/3), setelah menjalani hukuman penjara selama 20 tahun.
Ahmed Daqamseh membunuh tujuh siswi kelas 2 SMP itu pada 1997 dalam penembakan membabibuta di pos perbatasan yang kini disebut sebagai “Pulau Perdamaian” tempat ia berjaga. Tujuh siswi lainnya luka-luka.
Pembebasan itu diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Israel dan Yordania.
Pada 2011 Israel memanggil duta besar Yordania di negara itu untuk menyampaikan kemarahan setelah menteri kehakiman ketika itu menyerukan pembebasan Daqamseh.
Juru bicara Direktorat Keamanan Publik Yordania Amer Sartawi mengatakan Daqamseh dibebaskan Minggu pagi.
Pengadilan militer menyatakan Daqamseh mengalami gangguan mental dan dalam persidangan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup, dimana di Yordania umumnya berarti 25 tahun. Beberapa anggota parlemen Yordania melakukan lobi menyerukan pembebasannya lebih awal.
Setelah insiden penembakan pada 1997, Raja Hussein, ayah Raja Abdullah II saat ini, bergegas datang ke Israel dan menyampaikan belasungkawa pada keluarga korban, sikap yang menyentuh banyak warga Israel ketika itu.
Penembakan itu terjadi tiga tahun setelah Israel dan Yordania menandatangani perjanjian perdamaian. [em]