Zuckerberg Di Bawah Tekanan Parlemen Uni Eropa Terkait Skandal Kebocoran Data

ARSIP – CEO Facebook, Mark Zuckerberg, tiba di Capitol Hill di Washington, D.C. untuk bersaksi di depan Komisi Perdagangan dan Kehakiman DPR AS pada hari Selasa, 10 April 2018, tentang pemanfaatan data Facebook untuk membidik para pemilih Amerika pada Pemilihan Presiden 2016 (foto: AP Photo/Andrew Harnik)

CEO Facebook, Mark Zuckerberg, berada di bawah tekanan anggota parlemen Uni Eropa hari Rabu untuk datang ke Eropa dan mengungkapkan kebocoran data yang melibatkan Cambridge Analytica yang berdampak pada hampir tiga juta warga Eropa.

Jaringan media sosial terbesar di dunia berada di bawah sorotan di seluruh dunia setelah informasi tentahg hampir 87 juta penggunanya jatuh ke tangan konsultan politik asal Inggris, perusahaan yang disewa Donald Trump untuk kampenye Pilpres AS tahun 2016.

Presiden Parlemen Eropa, Antonio Tajani, minggu lalu mengulang permintaannya kepada Zuckerberg untuk menghadapi dewan, dengan mengatakan seorang eksekutif junior tidak akan cukup.

Komisioner Kehakiman Uni Eropa, Vera Jourova, yang baru-baru ini berbicara dengan COO Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan Zuckerberg harus menghargai undangan anggota-anggota parlemen tersebut.

“Kasus ini terlalu besar untuk ditanggapi sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja,” ujar Jourova dalam sebuah sidang parlemen.

“Saya beritahukan kepada Sheryl Sandberg bahwa Zuckerberg harus menerima undangan dari Parlemen Eropa. (Ketua digital Uni Eropa) Andrius Ansip, merujuk undangan tersebut sebagai tindakan untuk membangun kembali kepercayaan,” ujarnya.

Facebook tidak menanggapi permintaan untuk mendapatkan komentarnya. Zuckerberg menghabiskan waktu 10 jam dalam menghadapi berbagai pertanyaan selama dua hari dari hampir 100 anggota DPR AS minggu lalu dan tampaknya tidak terpengaruh apa-apa setelah muncul di hadapan anggota DPR AS. Ia akan bertemu dengan Ansip di San Fransisco hari Selasa.

Anggota DPR Eropa lainnya, Sophia in’t Veld meneruskan seruan dari kolega-koleganya, dengan menyatakan CEO Facebook harus memperlukan anggota parlemen Uni Eropa dengan penghargaan yang sama.

“Saya rasa Zuckerberg telah mendapatkan masukan yang cukup untuk muncul di Parlemen Eropa atas dasar rasa hormat pada warga Eropa,” ujarnya.

Anggota DPR Eropa, Viviane Reding, arsitek dari undang-undang privasi Eropa yang bersejarah yang akan mulai berlaku tanggal 25 Mei, yang memberikan warga Eropa kendali yang lebih besar terkait data mereka di ranah online, mengatakan undang-undang yang tepat akan membangun kembali kepercayaan di antara para pengguna jaringan media sosial itu. [ww]