Pengangkatan Wilton Gregory sebagai kardinal diumumkan oleh Paus Fransiskus pada Minggu (25/10) di hadapan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Selain Gregory, Paus mengangkat 12 kardinal baru lainnya, termasuk José Advincula dari Capiz, Filipina; Celestino Aós Braco dari Santiago, Chili Cornelius Sim dari Brunei.
Sembilan dari 13 kardinal baru itu berusia lebih muda dari 80 tahun dan karenanya memenuhi syarat untuk memilih paus berikutnya dalam sebuah konklaf tertutup.
Belum ada rincian mengenai concistory, sebutan untuk upacara resmi yang memperkenalkan para kardinal kepada publik, terutama karena pembatasan perjalanan di banyak negara akibat perebakan pandemi Covid-19.
"Dengan rasa syukur dan rendah hati, saya berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas penunjukkan ini yang akan memungkinkan saya bekerja lebih dekat dengannya dalam merawat Gereja Yesus," kata Gregory dalam pernyataan yang dirilis oleh keuskupan.
Gregory sebelumnya pernah mendapat pujian atas caranya menangani skandal pelecehan seksual yang melanda gereja katolik. Uskup yang berbasis di DC itu juga pernah menyatakan sikap beberapa hari belakangan mengenai pentingnya para pemimpin Katolik untuk bekerjasama menghapuskan dosa terkait diskriminasi rasial.
"Kami, para uskup, selalu merasakan penyesalan yang mendalam bagi mereka yang teraniaya dan harus memikul penderitaan itu sepanjang hidup mereka. Tidak ada maaf yang dapat memulihkannya. Namun, kita tidak boleh melupakan mereka, kita harus merangkul mereka. Kita tidak boleh melupakan itu dan meminta maaf kepada mereka," kata Gregory terkait pelecehan seksual di gereja Katolik.
Gregory yang berusia 72 tahun ditasbihkan di kota asalnya Chicago pada 1973, menjadi pemimpin keuskupan ibu kota AS itu pada tahun lalu setelah menjabat sebagai uskup Atlanta sejak 2005.
Upacara untuk meresmikan pengangkatannya sebagai kardinal akan dilangsungkan pada 28 November.
Para kardinal gereja Katolik adalah anggota persekutuan para kardinal yang disebut Kollegium Para Kardinal yang dulu sempat disebut sebagai “Senat Sri Paus.”
Para kardinal dipilih untuk membantu Paus dalam menjalankan tugas kepausannya, baik secara individu maupun secara kollegium. Tugas para kardinal bisa bermacam-macam, mulai dari memimpin perkantoran-perkantoran di Vatikan, hingga memimpin atau menjadi penasehat gereja Katolik di negara masing-masing.
Seorang Kardinal juga tidak selamanya menjadi pemimpin para uskup di sebuah negara. Hal ini bergantung dari kebutuhan dan hasil pemilihan yang independen.
Karena pengangkatan kardinal sesuai kebutuhan Paus, tidak ada kejelasan mengenai bagaimana proses penunjukkan kardinal. Paus Fransiskus, contohnya, mengangkat sejumlah pastor, yang belum pernah menjadi uskup atau uskup agung terlebih dahulu.
Mereka yang dipilih biasanya memiliki kualifikasi tertentu, dianggap berjasa besar, dan atau memiliki pengalaman-pengalaman luar biasa, yang dianggap bisa memberikan masukan penting bagi Paus di dalam kepemimpinannya. [ab/uh]