Mantan Presiden Donald Trump kini memiliki foto dan nomor narapidana, terkait dengan sebagian penyelidikan hukum terbaru yang dihadapinya. Namun ia bersikukuh tidak melakukan kesalahan apapun, dan beberapa jajak pendapat menunjukkan ia tidak kehilangan satu pun pendukungnya. Faktanya bahkan banyak pesaingnya, yang sama-sama sedang bertarung untuk meraih nominasi capres dari Partai Republik, mengatakan mereka akan mendukung Trump jika ia meraih nominasi itu.
Salah seorang di antaranya adalah Vivek Ramaswamy, yang berbicara dalam program “This Week” di stasiun ABC hari Minggu (3/9), bahwa ia mendukung Trump meskipun tidak setuju dengan beberapa kebijakan yang diambil ketika ia menjabat di Gedung Putih.
“Saya pikir banyak tuntutan terhadap Trump ini merupakan persekusi yang dipolitisir lewat penuntutan. Hal ini menjadi preseden buruk bagi negara kita. Saya tidak ingin kita menjadi “banana republic” di mana polisi negara menggunakan kekuatannya untuk menyingkirkan lawan-lawan politik dari kompetisi,” kata Vivek.
Janji dukungan bagi Trump yang disampaikan para calon presiden dari Partai Republik dikecam keras oleh Senator Tim Kaine dari Partai Demokrat, yang juga diwawancarai ABC.
“Jika Anda tidak mau mengatakan secara terang-terangan bahwa perilaku Donald Trump, yang berupaya membatalkan peralihan kekuasaan secara damai, adalah sebuah diskualifikasi; jika Anda berjanji untuk tetap memilihnya dan memaafkannya, meskipun ia melakukan hal itu… layakkah Anda dipilih dalam pilpres?," sindir Kaine.
Saat musim pemilu Amerika ini, Gubernur New Hampshire Chris Sununu, yang tampil dalam program “Meet the Press” di stasiun televisi NBC, menyampaikan beberapa nasihat bagi mitra-mitranya dari Partai Republik – yang sebagaimana dirinya – menolak citra Trump dan khawatir dengan kemajuan yang telah dicapai Partai Demokrat di tingkat lokal, di beberapa negara bagian, termasuk New Hampshire.
Sununu mengatakan, “Kita tidak melihat segala sesuatunya ini sebagai urusan pribadi. Kita melakukan hal-hal yang jelas demi kepentingan terbaik konstituen yang kita layani, apapun partainya. Sekarang saya seorang konservatif fiskal yang setia dan ingin mendukung cita-cita Partai Republik. Tapi tidak berarti saya akan melanggar aturan dan melakukan hal-hal tidak sebagaimana mestinya.”
Bahkan ketika sorotan saat ini tertuju pada kemungkinan pertarungan ulang antara presiden petahana Joe Biden dan pendahulunya Donald Trump, potensi munculnya calon ketiga dapat mengubah peta persaingan. Saat tampil di program “Face the Nation,” di stasiun televisi CBS, mantan Gubernur Maryland Larry Hogan, yang berasal dari Partai Republik, ditanyai tentang ambisi politiknya.
“Saya belum menutup pintu untuk itu. Jika saya yakin bahwa kami benar-benar dapat memenangkan pertarungan ini, kami memiliki tiket yang kuat. Kedua kandidat itu lemah. Kami mungkin harus berupaya melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” ujar Hogan.
Para analis mengatakan pemilu masih lebih dari satu tahun lagi dan faktor-faktor lain selain masalah hukum Trump dan usia Biden, masih dapat mempengaruhi perolehan suara. [em/jm]
Forum