Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming berhasil mendominasi dukungan dengan persentase 47 persen dalam hasil jajak pendapat terbaru yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 10-11 Januari 2024. Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mencapai angka 23,2 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mencatatkan 21,7 persen.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming naik 1,4 persen dibanding Desember 2023 yang sebesar 45,6 persen. Kenaikan juga dialami pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dari 22,3 persen pada Desember 2023 menjadi 23,2 persen pada Januari 2024.
“Yang justru turun adalah pasangan Ganjar-Mahfud, turun sekitar dua persen dari 23,8 menjadi 21,7. Dua koma satu persen turun dan itu tidak dibarengi dengan penurunan dari para pemilih yang menyatakan belum punya pilihan atau tidak menjawab, atau sering kali disebut pemilih mengambang yang jumlahnya delapan persen,” jelas Djayadi Hanan saat menyampaikan Rilis Temuan Survei Elektabilitas, Pengaruh Debat dan Migrasi Suara, Sabtu (20/1).
Survei nasional melalui telepon oleh LSI melibatkan 1.206 responden yang dipilih secara acak melalui metode double sampling, yakni pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya. Margin of error survei diperkirakan plus minus 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menurut Djayadi, tren yang terlihat sejak Desember 2023 menunjukkan bahwa kenaikan maupun penurunan dukungan terhadap ketiga pasangan calon cenderung stagnan. Oleh karena itu, untuk menjawab apakah Pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya dukungan pemilih mengambang yang mencapai delapan persen.
“Kita tidak bisa mengatakan yang delapan persen itu nampaknya akan ke salah satu atau dua kandidat saja. Dengan demikian, faktor itu kita belum bisa melihat secara cukup jelas dari delapan persen itu akan ke mana sehingga kita tidak tahu apakah akan terjadi satu putaran atau dua putaran,” kata Djayadi.
Faktor lainnya yang bisa berpengaruh adalah tingkat kepuasan kepada kinerja presiden di mana pemilih yang merasa puas dengan kinerja presiden cenderung memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, sedangkan yang tidak puas dengan kinerja presiden akan memberikan dukungan kepada Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Survei LSI juga menyoroti tren perpindahan dukungan dari basis PDIP dan selain PDIP yang memilih Jokowi di 2019 kepada pasangan calon. Tingkat dukungan pemilih Jokowi-Maruf yang merupakan pemilih PDIP kepada pasangan capres Ganjar-Mahfud mengalami penurunan dari 81,2 persen pada September 2023 menjadi 64,3 persen pada Januari 2024, tapi penurunan itu tidak diikuti kenaikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang stagnan di 22,2 persen. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin, mendapatkan kenaikan dari perpindahan suara itu dari 7,4 persen pada Desember 2023 menjadi 8,6 persen pada Januari 2024.
“Justru yang tampak memperoleh sedikit tambahan suara dari pemilih PDIP, pemilih Jokowi-Maruf yang bermigrasi itu ada Anies. Jadi ada perpindahan juga itu dari pemilih PDIP ke Anies walaupun sedikit karena ada penurunan dukungan kepada Ganjar-Mahfud,” terang Djayadi Hanan.
Di sisi yang lain basis pemilih Jokowi-Maruf selain pemilih PDIP memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran sebesar 56,5 persen, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin sebesar 28,6 persen dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 9,8 persen.
“Kalau perpindahan itu cukup banyak diikuti dengan perpindahan di kalangan pemilih 8 persen yang belum menentukan pilihan, maka jadinya kita belum tahu mana yang lebih banyak, apakah pindahnya ke Anies atau pindahnya ke Prabowo. Kalau lebih banyak ke Prabowo maka peluang satu putaran menjadi besar tapi kalau cukup banyak ke Anies maka peluang dua putaran yang bisa lebih besar,” jelas Djayadi Hanan.
Efek Debat Capres
Survei nasional LSI mengungkap efek debat capres 7 Januari 2024 di mana mayoritas 71,8 persen responden menyatakan tidak mengubah pilihan. Namun 11,2 persen mengubah pilihan dan 13,7 persen menjadi ragu akan pilihannya. Debat capres tersebut disaksikan sekitar 40 persen masyarakat pemilih.
“Jadi kalau kita menganggap yang bisa dipengaruhi oleh debat itu adalah yang menjadi berubah dan yang menjadi ragu-ragu maka ada sekitar 25 persen yang bisa dipengaruhi oleh debat itu,” kata Djayadi Hanan.
Ia menambahkan kemungkinan mengubah pilihan pasca menonton debat 7 Januari 2024 terdistribusi merata di seluruh pendukung pasangan calon. Pendukung pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin yang berubah dan ragu-ragu dengan pilihannya sebanyak 28 persen, sedangkan di pendukung Prabowo-Gibran sebanyak 23 persen, selanjutnya di kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yaitu sebesar 25 persen.
Target Pilpres Satu Putaran
Pendukung Pasangan Calon Prabowo –Gibran, Maruarar Sirait menyatakan sependapat bahwa peluang satu putaran dan dua putaran dalam Pilpres 2024 sama-sama terbuka. Namun, pihaknya berkeyakinan kemungkinan pilpres satu putaran tidak menutup kemungkinan untuk dicapai.
“Kalau tekad kami, tentu keyakinan kami dengan doa, usaha dan kekompakan adalah tentunya kita ingin satu putaran. Saya kira itu sikap kami,” kata Maruarar Sirait.
Mardani Ali Sera dari Tim Nasional Pasangan Calon Nomor 1 Anies-Muhaimin mengatakan hasil survei nasional LSI itu menjadi masukan bahwa debat capres/cawapres ternyata dapat mengubah pilihan masyarakat terhadap pasangan calon.
“Kita tetap menginginkan kontestasi karya dan gagasan, tidak boleh ada yang ngambek, tidak boleh ada yang marah-marah di luar debat, semuanya diselesaikan di debat, karena debat memang ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk tidak membeli kucing di dalam karung,” kata Mardani Ali Sera.
Ditambahkan soliditas pasangan AMIN, Nasdem, PKS, PKB dan relawan terus bekerja untuk mencapai target dapat masuk dalam putaran kedua Pilpres. [yl/ah]
Forum