HONG KONG —
Adik tiri laki-laki Presiden AS Barack Obama menerbitkan otobiografi yang merinci kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menjadi tema novel semi-otobiografinya sebelumnya, yang menampilkan orangtua yang suka menyiksa dengan pola seperti mendiang ayah mereka.
Mark Obama Ndesandjo juga mengenang pertemuannya yang berlangsung hanya beberapa kali namun intens dengan abangnya dalam “Cultures: My Odyssey of Self-Discovery" (Budaya: Perjalanan Menemukan Diri).
Buku yang diterbitkan sendiri itu, akan dirilis Februari, juga mencoba meluruskan beberapa poin yang ditulis Presiden dalam memoar larisnya pada 1995 “Dreams From My Father" (Mimpi-mimpi Dari Ayah Saya). Dalam buku tersebut, Obama mencoba lebih memahami ayah mereka, figur yang lebih banyak absen, setelah mengetahui kematiannya akibat kecelakaan mobil pada 1982 dalam usia 46.
Buku Ndesandjo terbit empat tahun setelah novelnya "Nairobi to Shenzhen: A Novel of Love in the East" (Nairobi sampai Shenzhen: Novel Tentang Cinta di Timur). Seperti dalam buku pertamanya, Ndesandjo ingin meningkatkan kesadaran akan KDRT dengan menggunakan kisah keluarganya, meski dalam wawancaranya dengan kantor berita The Associated Press Selasa (17/12), ia mengatakan para kerabat presiden tidak semuanya mendukungnya membuka hal-hal pribadi kepada publik. Ndesandjo berbicara sebelum jumpa pers untuk meluncurkan bukunya di Guangzhou pada Kamis.
Ketika ditanya bagaimana hubungannya dengan abangnya, ia mengatakan, “Saat ini (hubungannya) dingin dan saya kira sebagian karena tulisan saya. Tulisan saya mengasingkan beberapa orang dalam keluarga saya.”
Meski hubungan mereka berjarak, “saya berharap abang saya dan saya dapat saling memeluk setelah ia (tidak menjadi) presiden dan kami bisa menjadi keluarga kembali,” ujar Ndesandjo, yang mirip dengan Obama.
Seperti Presiden AS, Ndesandjo juga memiliki ibu orang Amerika berkulit putih, Ruth Ndesandjo, seorang perempuan Yahudi yang merupakan istri ketiga Obama Sr.
Ndesandjo, 48, telah tinggal selama 12 tahun di Shenzhen dekat Hong Kong. Ia pindah ke sana untuk mengajar Bahasa Inggris setelah kehilangan pekerjaannya ketika ekonomi AS jatuh menyusul serangan 11 September 2001, dan sekarang bekerja sebagai konsultan.
Ndesandjo, yang menikah dengan perempuan China, belajar Bahasa China dan mendalami budaya China, termasuk puisi dan kaligrafi. Sebagai pianis musik klasik terlatih, ia juga mengajar piano secara sukarela di sebuah panti asuhan.
Dalam buku barunya, Ndesandjo mengenang bagaimana ayahnya yang suka mabuk memukuli ibunya. Suatu kali sang ayah mengacungkan pisau ke leher ibunya karena sang ibu meminta polisi mengeluarkan perintah supaya Obama Sr tidak bisa mendekatinya.
Kedua orangtuanya bertemu ketika Obama Sr kuliah S2 di Harvard University dan pindah pada 1964 ke Kenya, ketika Mark dan adiknya David lahir. David kemudian tewas dalam kecelakaan sepeda motor. Sebelumnya, Obama Sr telah menceraikan ibu Presiden Obama, Stanley Ann Dunham, setelah Obama lahir di Hawaii pada 1961.
Ibu Mark Ndesandjo kemudian menceraikan Obama Sr dan menikah lagi dengan pria lain, yang nama belakangnya dipakai oleh ibu anak tersebut.
Buku setebal 500 halaman itu termasuk lampiran yang mendaftar dugaan kesalahan faktual dalam memoar Obama, seperti kutipan-kutipan yang secara keliru dikatakan dari ibu Ndesandjo.
"Ini sebuah koreksi. Banyak hal yang ditulis Barack adalah keliru dan saya paham karena menurut saya buku itu baginya adalah untuk menciptakan identitas dan ia memakai gabungan (banyak sumber),” ujar Ndesandjo said.
"Saya ingin memunculkannya karena saya ingin meluruskan fakta. Saya ingin menceritakan kisah saya sendiri, bukan membiarkan orang menuliskannya untuk saya,” ujarnya. (AP/Kelvin Chan)
Mark Obama Ndesandjo juga mengenang pertemuannya yang berlangsung hanya beberapa kali namun intens dengan abangnya dalam “Cultures: My Odyssey of Self-Discovery" (Budaya: Perjalanan Menemukan Diri).
Buku yang diterbitkan sendiri itu, akan dirilis Februari, juga mencoba meluruskan beberapa poin yang ditulis Presiden dalam memoar larisnya pada 1995 “Dreams From My Father" (Mimpi-mimpi Dari Ayah Saya). Dalam buku tersebut, Obama mencoba lebih memahami ayah mereka, figur yang lebih banyak absen, setelah mengetahui kematiannya akibat kecelakaan mobil pada 1982 dalam usia 46.
Buku Ndesandjo terbit empat tahun setelah novelnya "Nairobi to Shenzhen: A Novel of Love in the East" (Nairobi sampai Shenzhen: Novel Tentang Cinta di Timur). Seperti dalam buku pertamanya, Ndesandjo ingin meningkatkan kesadaran akan KDRT dengan menggunakan kisah keluarganya, meski dalam wawancaranya dengan kantor berita The Associated Press Selasa (17/12), ia mengatakan para kerabat presiden tidak semuanya mendukungnya membuka hal-hal pribadi kepada publik. Ndesandjo berbicara sebelum jumpa pers untuk meluncurkan bukunya di Guangzhou pada Kamis.
Ketika ditanya bagaimana hubungannya dengan abangnya, ia mengatakan, “Saat ini (hubungannya) dingin dan saya kira sebagian karena tulisan saya. Tulisan saya mengasingkan beberapa orang dalam keluarga saya.”
Meski hubungan mereka berjarak, “saya berharap abang saya dan saya dapat saling memeluk setelah ia (tidak menjadi) presiden dan kami bisa menjadi keluarga kembali,” ujar Ndesandjo, yang mirip dengan Obama.
Seperti Presiden AS, Ndesandjo juga memiliki ibu orang Amerika berkulit putih, Ruth Ndesandjo, seorang perempuan Yahudi yang merupakan istri ketiga Obama Sr.
Ndesandjo, 48, telah tinggal selama 12 tahun di Shenzhen dekat Hong Kong. Ia pindah ke sana untuk mengajar Bahasa Inggris setelah kehilangan pekerjaannya ketika ekonomi AS jatuh menyusul serangan 11 September 2001, dan sekarang bekerja sebagai konsultan.
Ndesandjo, yang menikah dengan perempuan China, belajar Bahasa China dan mendalami budaya China, termasuk puisi dan kaligrafi. Sebagai pianis musik klasik terlatih, ia juga mengajar piano secara sukarela di sebuah panti asuhan.
Dalam buku barunya, Ndesandjo mengenang bagaimana ayahnya yang suka mabuk memukuli ibunya. Suatu kali sang ayah mengacungkan pisau ke leher ibunya karena sang ibu meminta polisi mengeluarkan perintah supaya Obama Sr tidak bisa mendekatinya.
Kedua orangtuanya bertemu ketika Obama Sr kuliah S2 di Harvard University dan pindah pada 1964 ke Kenya, ketika Mark dan adiknya David lahir. David kemudian tewas dalam kecelakaan sepeda motor. Sebelumnya, Obama Sr telah menceraikan ibu Presiden Obama, Stanley Ann Dunham, setelah Obama lahir di Hawaii pada 1961.
Ibu Mark Ndesandjo kemudian menceraikan Obama Sr dan menikah lagi dengan pria lain, yang nama belakangnya dipakai oleh ibu anak tersebut.
Buku setebal 500 halaman itu termasuk lampiran yang mendaftar dugaan kesalahan faktual dalam memoar Obama, seperti kutipan-kutipan yang secara keliru dikatakan dari ibu Ndesandjo.
"Ini sebuah koreksi. Banyak hal yang ditulis Barack adalah keliru dan saya paham karena menurut saya buku itu baginya adalah untuk menciptakan identitas dan ia memakai gabungan (banyak sumber),” ujar Ndesandjo said.
"Saya ingin memunculkannya karena saya ingin meluruskan fakta. Saya ingin menceritakan kisah saya sendiri, bukan membiarkan orang menuliskannya untuk saya,” ujarnya. (AP/Kelvin Chan)